Ambon,MarinyoNees.Com,-Sampai saat ini, Bencana alam telah memberikan dampak kerugian yang sangat besar bagi wilayah terdampak. Hal itu disampaikan asisten satu M Saleh Thio dalam menyampaikan sambutan Gubernur Maluku Murad Ismail pada kegiatan Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Resiko Banjir Program Flood Managament River Basin (FMSRB). Dimana kerugian fisik tersebut seperti kerusakan bangunan, kerusakan ekosistem, kerusakan sarana dan prasarana, kerugian kesehatan mental dan psikis korban bencana.
Lanjutnyaa namun kita dianugerahkan Tuhan akal, lakukan analisa terhadap berbagai aspek bencana. Selain itu kajian terhadap ancaman kehidupan dan penghidupan manusia.Maka langkah preventif untu memaksimalkan bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Dihadirkan para stakehoders kebencanaan ditingkat propinsi dan kota Ambon mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas pengelolaan resiko banjir.
Kegiatann ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan aparatur pemerintah agar memiliki kapasitas yang mampu dalam pengelolaan resiko banjir khususnya kapasitas yang mampu dalam diwilayah kotavAmbon. Dikatakan pula salah satu ancaman bencana yang cukup tinggi dikota Ambon adalah banjir dan tanah longsor.Kedua bencana jenis bahaya ikutan, hingga Pemerintah melalui program Flood Management In Selected River Nadin (FMSRB) berikan perhatian managamant In yang cukup besar bagi propinsi Maluku khususnya kota Ambon.
Untukk lakukan pengelolaan banjir secara terpadu pada sungai diwilayah kota Ambon. Miliki empat sasaran secara umum yaitu, satu ; meningkatkan pengelolaan resiko banjir. Kedua pengelolaan lahan dan infrastruktur pengendalian banjir, ketiga meningkatnya kapasitas pengelolaan banjir berbasis masyarakat dan keempat, meningkatnya kualitas koordinasi penyusunan kebijakan dan pengelolaan banjir ditingkat nasional.
Gubernur sebutkan, untuk wujudkan itu semua maka libatkan beberapa organisasi perangkat daerah yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup dan Badan Penanggulangan Bencana yang dikoordinir oleh BPBD propinsi dan kota Ambon. Lokusnya pada sungai Wai ruhu batu merah dan diperluas tiga sungai lainnya dikota Ambon.
Menurutnya selain pembangunan fisik, program ini juga intervensi ke non fisik melalui paradigma yang berorientasi pada pengendalian banjir terintegrasi untuk tingkatkanl kapasitas dan kelembagaan.Hingga kegiatan yang dibuat selama dua hari ini bagi aparatus lintas sektoral diharapkan dapat berdampak bagi kapasitas dan kelembagaan. Dimana penanggulangan tahap pra bencana, tanggap darurat akan jadi kolaborasi wujudkan pengelolaan banjir yang terintegrasi.
Kesiapsiagaan merupakan salah satu bagian dari proses manajemen bencana, dan di dalam konsep pengelolaan bencana salah satu elemen penting dari kegiatan pengurangan risiko bencana yang bersifat pro-aktif, sebelum terjadinya suatu bencana. Kesiapsiagaan dilakukan pada berbagai tahapan yang bertujuan untuk.Membangun kapasitas yang diperlukan untuk secara efektif mampu mengelola segala macam keadaan kedaruratan dan menjembatani masa transisi dari respon ke pemulihan yang berkelanjutan.
Kesiapsiagaann suatu komunitas selalu tidak terlepas dari pemulihan dan rekonstruksi, serta pencegahan dan mitigasi. Untuk menjamin tercapainya suatu tingkat kesiapsiagaan tertentu, diperlukan berbagai langkah persiapan pra-bencana, sedangkan keefektifan dari kesiapsiagaan masyarakat dapat dilihat dari implementasi kegiatan tanggap darurat dan pemulihan pasca bencana. Disebutkan pelaksanaan pemulihan dan rekonstruksi pasca bencana, harus dibangun juga mekanisme kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan bencana.
Gubernur menyatakan, selaku wakil pemerintah pusat didaerah berharap peserta dapat memberikan dampak yang signifikan bantu kurang resiko banjir. Agar kerugian harta benda dan lain yang timbul akibat banjir diminimalisir. Diakhir sambutan mohon Tuhan metrahmati semua tanggungjawab kita bagi kesejahteraan masyarakat Maluku.(MN-02)