Ambon, Marinyonews.com - Suasana
Kampus Universitas Darussalam (Unidar) Ambon di Desa Tulehu, Kabupaten Maluku
Tengah, siang itu terasa berbeda. Meskipun lingkungan kampus masih penuh dengan
tenda-tenda pengungsi dampak gempa yang belum kembali ke rumah, namun “kampus
merah” itu tetap melaksanakan sebuah hajatan penting berupa wisuda 251
mahasiswanya di pengunjung tahun ini, Sabtu (28/12).
Didampingi sejumlah pimpinan OPD
di lingkup Pemerintah Provinsi Maluku, Gubernur Maluku, Murad Ismail, tiba di
Kampus Unidar disambut Rektor dan Civitas Akademika Unidar, serta warga yang
memadati pelataran aula kampus yang berlokasi di desa Tulehu tersebut. Sebanyak
250 mahasiswa lulusan Unidar Ambon yang diwisuda siang itu, dan berlangsung dalam
Rapat Senat Terbuka Luar Biasa.
Saat memberikan sambutannya,
Gubernur mengatakan, pendidikan merupakan jembatan emas menuju masa depan yang
gemilang.
“Tanpa pendidikan yang bermutu
dan unggul, kita akan sulit bersaing di pentas global yang makin maju dan
kompetitif saat ini,” katanya.
Dengan kesadaran itu, kata dia, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah terus mendorong upaya-upaya strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Untuk itu, lanjut Gubernur,
lembaga pendidikan seperti Unidar Ambon harus siap dan sigap. Harus bisa
menyiapkan para sarjana-sarjana yang unggul sehingga dapat terserap di berbagai
pasar kerja.
“Jika pendidikan kita makin
berkualitas, maka akan tersedia SDM yang unggul, yang dapat menciptakan
lapangan kerja, serta mampu mengeksplorasi dan mengeksploitasi potensi sumber
daya alam yang tersedia di daerah ini, demi kemaslahatan dan masa depan kita
semua,” ujarnya.
Dikatakannya, sebagai perguruan tinggi Islam, Unidar Ambon memiliki tantangan yang kompleks sehingga dituntut menjadi lembaga yang unggul pada pembelajaran, pengkajian, dan penelitian ilmu-ilmu keislaman.
“Namun disisi lain juga dituntut untuk mengembangkan diri dan menjawab kebutuhan pasar ketenagakerjaan dan berkontribusi pada pembangunan baik pada daerah Maluku maupun nasional,” tandasnya.
Sementara itu, Rektor Unidar
Ambon yang juga bertindak sebagai Ketua Senat, Dr. Ir. Alwi Smith, M.Si,
mengatakan, Unidar dalam perkembangannya pernah menjadi Universitas swasta
terbesar di Maluku. Hanya saja, universitas yang didirikan oleh Gubernur Maluku
Hasan Slamet tahun 1986 tersebut, tengah mengalami badai yang besar sejak tahun
2013.
“Saya pastikan, semua wisudawan
hari ini legal dan sesuai dengan peraturan akademik yang berlaku,” kata Alwi.
Lebih lanjut, dia mengatakan,
Unidar Ambon sementara berjuang untuk peralihan status dari perguruan tinggi
swasta menjadi perguruan tinggi negeri. Untuk itu, dirinya meminta dukungan
Gubernur Maluku untuk turut mendukung rencana peralihan tersebut.
“Kita sudah melakukan pendekatan
ke pemerintah provinsi, kementerian pendidikan dan kepresidenan, insyaa Allah
sudah mendapat sinyal positif dari berbagai pihak berwenang.
Acara wisuda hari ini, menjadi
wisuda terakhir bagi Unidar Ambon, sebagai perguruan tinggi swasta. Selaku
Rektor, saya memohon dukungan dari semua pihak, terutama Bapak Gubernur Maluku
dalam rangka melancarkan proses peralihan ini,” harapnya.
Mahasiswa Unidar Ambon yang
diwisuda berjumlah 250 orang sarjana dan satu ahli madya, dengan lulusan
terbaik sebanyak 14 orang, terdiri atas 2 mahasiswa Fakultas Ekonomi, 2
mahasiswa Fakultas Teknik, 2 mahasiswa Fakultas Pertanian, 4 mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), 2 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, 1 mahasiswa
Fakultas Hukum, dan 1 mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan.
Wisudawan dengan IPK tertinggi
yaitu 3,93 atas nama Rosita Nirmalasari Leurima dari Program Studi Pendidikan
Biologi FKIP. Bupati Buru Selatan, Dr. Tagop Soulisa yang juga diundang dalam
Rapat Senat Terbuka Luar Biasa itu diberikan kesempatan untuk menyampaikan
orasi ilmiah. (Mn.01)