Ambon, Marinyonews.com – Gempa yang melanda Provinsi Maluku
sejak 26 September 2019 hingga saat ini, selain mengakibatkan rumah serta harta
benda hancur, disisi lain juga meninggalkan trouma bagi masyarakat, dan juga
siswa baik di tingkat –SMA/SMK.
Melihat kondisi ini, kepolisian Daerah Maluku Humas dan
Polsek Kota Jawa merasa terpanggil untuk membantu siswa yang trouma akibat gempa,
dengan memberikan psiko sosial kepada para guru dan siswa SMK Negeri 2 Ambon.
Penguatan psiko sosial, dilaksanakan di Aula SMKN 2 Ambon dan
di ikuti oleh para guru dan ratusan siswa dan siswi pada jumat (18/10/2019).
Sosialisasi yang dilakukan Humas Polda Maluku ini, difokuskan
pada 3 hal diantaranya, pertama soal isu
-isu gempa beredar dimedsos akan terjadi ada gempa yang besar, patahan lempengan
dimana - mana, serta terjadinya tsunami.
Kedua perangi Hoax karena itu jelas merusak moral generasi muda dan juga anak bangsa di Maluku, karena siswa mesti jeli melihat yang baik dan yang jahat.
Ketiga, menyiapkan diri terhadap proses pelantikan presiden
(20/10) dengan cara jauhkan diri dari tindakan tidak terpuji seperti demo - demo
anarkis yang sudah terlihat oleh para siswa baik dilayar kaca maupun medsos.
Dalam psiko sosial yang dilakukan, para siswa diminta untuk
tidak mempercayai informasi –informasi yang belum tentu kebenarannya, melainkan
percaya dengan informasi yang dikeluarkan BMKG, karena yang memiliki kewenangan
terhadap bencana. Tugas siswa hanya belajar dan belajar untuk menggapai masa
depan.
Olehnya kepada para siswa yang saat ini mengungsi pada
tempat-tempat pengungsian untuk kembali ke tempat tinggal mereka masing-masing
dan menyiapkan diri masuk sekolah, karena dalam waktu dekat akan mengahadapi
tes semester serta ujian bagi kelas XII.
Sementara itu Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Ambon Dra.A
Lusikooy yang diminta tanggapan menyangkut kegiatan tersebut, memberikan
apresiasi yang tinggi kepada Polda Maluku yang telah peduli dengan kodisi yang
dialami oleh para siswa SMKN 2 Ambon.
Menurut Lusikooy, ini sebuah langkah yang tepat, guna
memberikan penguatan kepada siswa agar bisa keluar dari trouma yang dialami,
sebab berkaca dari gempa yang terjadi di Kota Ambon, sebagian besar siswa tidak
masuk sekolah karena takut dan trouma serta beredarnya isu-isu yang belum tentu
kebenarannya. (MN.02)