Ambon,MarinyoNews.Com,-Sampai kini masih ada masyarakat di Maluku yang hidup dalam suasana Kehidupan pertahankan gaya hidup dulu kala saman para leluhur. Itu ditemukan pada pulau Ibu (Seram), tepatnya di dusun Rohua pantai dan Rohua Baru Kecamatan Amahai Negeri Sepa dusun Rohua Kabupaten Maluku Tengah. Mereka di pedalaman dan sangat penuh natural membuat rombongan dari kota Ambon yang dipimpin Bunda Literasi Widaya Ismail simpati.
Bahkan ibu Gubernur sempat mencucurkan air mata melihat kehidupan nyata yang tidak dibuat-buat. Keunikan itu disampaikan kepala Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Maluku Daniel Indey saat bincang-bincang dengan media ini diruang kerjanya. Hingga membuat pendengar cerita sangat tertarik untuk dipublikasikan. Disebutkan pada dusun Rohua pantai kehidupan masyarakatnya disiplin mereka selalu patuhi aturan yang ada dikeluarkan tua-tua adat. Komitmen yangvtelah dibangun tidak boleh dilanggar, hingga waktu kunjungan ketua Dekranadas disambut cakalele sebagai tafian menyambut tamu rombongan Ibu Gubernur.
Lanjutnya walaupun mereka masih keterbelakangan tetapi prinsip akan nilai kehidupan dari leluhur sangat dipegang teguh. Itulah yang membuat sang bunda mencucurkan air mata serta kami sangat simpatik dengan semuanya itu suatu hal terpuji yang patut dicontohkan. Sambungnya disana tidak ada listrik namun saat akan berdialog bersama istri pimpinan nomir satu di Maluku dalam ruangan. Maka penerangan tang dipakai dari pepohonan yang disrbut damer. Itu merupakan penerangan secara kuno tetapi memiliki nilai sangat berarti dimana dicampur dengan getah kenari hingga mengeluarkan aroma yang harum.
Ibu Widya bersama para tua adat sama-sama berada dalam rumah dengan mengelilingi lampu damer. Semua yang mereka buat itu keluar dari hati tidak dibuat buat untuk menyenangkan tamu yang datang. Bahkan terlihat warga Rohua sangat pertahankan budaya yang ditanamkan sejak dulu kala bahkan kain berang merah selalu menjadi ikat kepala. Ada lagi hal menarik yang dirurinkan sampai kini, bagi kaum remaja putri saat kedatangan bulan (haid) diasingkan hidup mandiri sampai selesai haid. Tujuannya untuk mengurus diri sendiri sebagai seorang wanita kala dewasa dapat mandiri.
Sembari tambahkan sebagai orang yang punya keterikatan dengan perpustakaan, dirinya melihat ada juga perpustakaan dalam lingkungan dusun Rohuao pantai. Namun buku-buku belum tertata secara baik, hingga perlu ada sentuhan dari kami. Untuk itu sebagai pimpinan saya telah komunikasikan dengan pegawai, akan kesana dalam waktu dekat untuk bantu benahi perpustakaan. Selain itu akan saling baku kenal lebih dekat lagi dengan mereka agar mengetahui apa yang dibutuhkan. Sebab terpantau meeka itu masih belum terlalu kenal huruf tetapi kalau secara visual sangat mengerti.
Walaupun warga Rohua ada dalam berbagai kekurangan, tetapi mereka miliki kemampuan yang sangat istimewa terkait kerajinan tangan. Dimana terbuat dari segala bahan yang ada didusun salah satu yang menarik yaitu sandal hotel yang dibuat lebih indah dari yang digunakan di hotel-hotel. Keaneka ragaman kerajinan itu langsung diambil oleh ketua Dekranadas Maluku Bunda Widya Pratiwi Murad Ismail untuk memberikan motivasi bagi mereka terus berkarya.
(MN-02)
Sumber : http://marinyonews.com/indey-warga-rohua-hidup-natural-buat-wi-cucurkan-air-mata-detail-438676