Ambon,MarinyoNews.Com,-Menjelang HUT GPM ke-85 (6/7) dan HUT Kota Ambon ke-445 (7/9), Bung Michael Wattimena sangat merasa terpangil peduli terhadap warga kota Ambon. Melalui timnya Stella de Lima beserta porsenil, hadir di Desa Latuhalat dusun Omputty yang warganya sebagian besar mata pencaharian melaut.
Untuk ketahui suka/duka selama melaut yang merupakan mata pencaharian, melalui Gustaf Lekatompessy, ketua para nelayan diungkapkan. Duka yang kita alami hidup di laut puluhan tahun sampai tetapi sampai hari ini tidak tersentuh dengan baik oleh pemerintah kota Ambon.
Hingga sangat kecewa, kita melaut didapatkan dengan berhutang pada pihak swasta yang tentu bunga besar. Namun tidak mengapa agar kehidupan hari-hari bisa terpenuhi itu suka cita kami. Tambahnya masuknya Pandemi covid-19, meluluhlantakan tempat cari nafkah membuat sulit membayar hutang.
Belum lagi sulit beli bahan bakar minyak bahan dan es batu untuk aeetkan ikan segar. Katanya untuk cari ikan ada dua tipe gunakan bodi pancing Tonda (henlsing) dan arumbae (persein). Yang melaut mulai dari orang tua sampai muda sekali lagi demi kebutuhan hidup hari-hari. Sekarang musim timur sangat sulit, Tuhan beri hikmat tanda-tanda di langit itulah kita para pelaut tradisional.
Selain Itu anggota lainnya sebutkan diusia kota Ambon ke-445, sudah seharus hidup mapan karena bukan lagi usia tua tetapi sangat terlalu tua namun hal itu tidak rasakan. Sangat berbahagia BMW mau hadir menyapa kami warga kecil di Latuhalat. Seandainya Tuhan berkenan ditahun depan akan maju untuk Ambon satu, kami akan dengan tulus dukung.
Satu hal yang dititipkan tolonglah lihat pelaut tradisional dikota Ambon, agar mungkin bisa sejahtera. Seperti pepatah katakan hidup orang basudara laeng lia laeng, samua satu darah dari pulau ibu. Merasa perlu untuk disampaikan de Lima kontak BMW, dari jauh melalui telepon seluler dengan penuh kasih beliau menyapa warga.
Katakan Maluku didalamnya Ambon sudah sejak dulu terkenal harumnya kekayaan alam Baik di darat dan lebih lagi di laut. Hingga hampir semua anak Maluku melaut gunakan alat tradisional, itulah cara para leluhur mempersiapkan hidup bagi anak cucu yang ada di seribu pulau ini. Bahkan jarena keelokan serta harumnya negeri raja-raja membuat bangsa barat berlomba lomba kunjungi Maluku.
Berkaitan dengan usia Ambon ke-445, yang mana sudah dangat tua maka para nelayan mesti disuport kita sangat tepat. Karena keadaan sekarang berbeda saman dulu, pelaut harus dibekali spead boat, kapal tempel serta alat tangkapan yang memadai. Agar mereka dapat mencari ikan maksimal hingga bisa sejahterakan keluarga.
Lanjutnya terkait Kelautan/Perikanan Gubernur sekarang sangat benar benar serius, buat gebrakan ke pusat agar Lumbung Ikan Nasional dapat terwujud. Dimana para nelayan wajib dapat perhatian karena itu sudah merupakan kerjanya para pelaut. Sementara itu ketua tim Stella de Lima tambahkan, BMW sangat paham dengan kehidupan nelayan sebab waktu di DPR RI pernah tangani bidang tersebut.
BMW sebut tempat yang kita berpinjar ini kota makan ikan, itu berarti nelayan mesti sejahtera. Hingga kita sama sama satu hati berdoa seandainya Tuhan berkenan dan melalui kita semua berikan kepercayaan untuk maju Ambon satu maka orang yang pertama desak BMW untuk sejahterakan nelayan adalah Stella de Lima.
Dari komunikasi yang terbangun penuh kekeluargaan, hadirnya puluhan nelayan dengan rasa kemanusiaan yang tinggi mereka katakan dukungan doa diberikan untuk BMW. Sebab merasa sangat terharu suara hatinya membuat tim hadir bertemu dan berikan sesuatu yang berarti membangun semangat para pelaut padahal kami tidak pernah terpikirkan pertemuan ini.(MN-02)