AMBON MARINYONEWS.COM,-Dihari jadi Gereja Protestan Maluku yang ke-87, pada Selasa (06/09/22) Ketua Sinode GPM Eliffas T Maspaitella dalam sambutannya disebutkan. Sebelum acara Hut GPM telah dibuat pencanangan di Kabupaten Kepulauan Aru (Dobo) dan pemberian hadiah lambang cendrawasih. Kini kami gunakan sebagai suatu janji bagi umat di Dobo. Selain itu Maspaitela sampaikan terima kasih kepada Pemerintah yang telah memberikan izin warga gereja untuk pukul 09.00 WIT secara serentak ibadah dan berdoa disetiap rumah Tuhan. Yang mana hal itu kami sebagai suatu tradisi untuk mengagungkan kemurahan Tuhan.
"Bersama seluruh warga gereja Ketua Sinode GPM Eliffaa Maspaitella menyatakan, kita semua ada sampai sekarang ini karena kasih Tuhan Yesus sehingga sebagai umat. Kita harus memperlabakan talenta yang diberikan. Dalam jaminan kehidupan, walaupun tidak terlepas dari berbagai tantangan", tuturnya. Ditegaskan lagi GPM ada untuk sarane layani umat dengan penuh suka cita, GPM sudah melakukan banyak untuk Maluku bersaksi dan melayani dan kita akan terus menanam dan biarlah Tuhan yang memberi pertumbuhan. Disinggung sangat bersyukur dan beri penghargaan bagi para pendeta pendahulu.
Karena telah merintis dalam hal menanam benih, selain itu juga penghargaan untuk para emaretus. Rasa syukur untuk pendeta Jhon Ruhulessin yang kemudian lagi memperoleh penganugerahan sebagai guru besar. Mereka buang diri dilarang Tuhan tanpa memperhatikan keadaan diri yang terpenting berhubungan dengan Tuhan. Yang membuat injil terus tumbuh namun katong harus kuat deng sumbayang, hingga walaupun ada dihutan rimba dan gelombang tetapi kasih dan tentunya selalu menyertai. Melalui kemahakuasaannya GPM ada diseluruh pelosok dan pedalaman, bahkan GPM ada dari masa ke masa hingg hari jadi ke-87 dihari ini.
"GPM akan tetap ada sepanjang masa sebagai wujud kehidupan beragama dalam modernisasi beragam di Indonesia. Kita syukur atas kasih Tuhan bagi GPM yang bukan hanya punya saran tapi salam juga. Karena itu kita berterima kasih kepada Pemerintah sampai usia 87 tahun GPM terpanggil memihara perpisahan, jalinan orang basudara tanpa befa suku dan agama Kami terpanggil semua untuk memelihara kasih persaudaraan yang saling menghargai Sebagai umat di kota ini, kami sudah lulus dalam ujian konflik tahun 1999-2002 dan kita jadi laboratorium perdamaian dunia.
Untuk itu marilah kita melakukan hubungan dengan orang basudara Pelauw-Kariuw terpelihara dan orang Kariuw mesti kembali ke tanah leluhurnya .Dengan begitulah kita menjadi gereja orang basudara yang jujur dan menjaga agama dengan baik, damai dan bermartabat. Sembari kedapan ditahun 2035 menuju satu tingkat yaitu satu abad. Sesuai rencana GPM Bersama dengan pemerintah untuk keluarkan masyarakat dari kemiskinan dengan kembali kepangan lokal sebagai simbol makanan daerah. Mengakhiri sambutannya, kepada warga GPM dimintakan penuhi panggilan pelayanan dengan tidak jenuh-jenuh dan bersungut-sunggut.(MN-02)
Sumber : http://marinyonews.com/ketum-sinode-sebut-gpm-milik-sarane-salam-penuhilah-pangilan-pelayanan-tidak-bersungut-teruslah-berdoa-detail-444134