Lagi Penderita Gizi Buruk di MBD, Bukti Pelayanan dan Pengawasan Kesehatan Buruk

Lagi Penderita Gizi Buruk di MBD, Bukti Pelayanan dan Pengawasan Kesehatan Buruk

Ambon,Marinyonews.com – Kasus gizi buruk yang dialami Marsya Unitli (3 tahun) asal Desa Wakpapapi, Kecamatan Babar Timur, Kabupaten Maluku Barat Daya pada tahun 2018, tidak dianggap serius oleh Dinas Kesehatan setempat sebagai kejadian luar biasa.

Buktinya, pada 21 November 2019, kembali ditemukan penderita gizi buruk atas nama Velicia Natro (1,4 tahun) asal Desa Ilih, Kecamatan Damer di Rumah Sakit Umum Tiakur Kamis (21/11/2019).

Bertambahnya penderita gizi buruk selama 2 tahun berturut - turut membuktikan, bahwa pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan Dinas Kesehatan MBD begitu buruk, bahkan upaya pengawasan terhadap masalah kesehatan masyarakat juga tidak maksimal, sehingga pemenuhan gizi balita tidak tertangani secara baik.

Hesty Natro ibu kandung Velicia yang ditemui di RSU Tiakur mengungkapkan, sejak awal dirinya telah meyampaikan keterlambatan perkembangan kesehatan yang dialami anaknya kepada petugas kesehatan, bahkan lewat pelayanan posyandu juga disampaikan, namun hal ini tidak menjadi perhatian serius.

Akhirnya Velicia di larikan ke Ambon untuk melakukan pemeriksaan, namun kondisi ambon yang dilanda gempa, membuat Wanita yang telah ditinggalkan suaminya ini kembali bersama anaknya kecamatan  Damer untuk mendapat perawatan seadanya.

Akibat tidak ada perbaikan kondisi, akhirnya Velicia dirujuk ke RSU Tiakur, pada 12 November 2019.

Diakuinya, perawatan yang diterima Velicia pada RSU Tiakur hanya dengan di infus dan sesuai rencana akan ditransfusi darah golongan A serta terapi P75 kepada velicia.

Yang anehnya lagi, di rujuk dari Puskesmas Damer menuju RSU Tiakur, Dirinya bersama Velicia tidak di dampingi oleh pegawai maupun petugas puskesmas Damer.

Keanehan inilah yang membuat Hesty Natro meminta agar pelayanan kesehatan di Puskesmas Damer harus di evaluasi kinerjanya.(Mn.01) 

Sumber : http://marinyonews.com/lagi-penderita-gizi-buruk-di-mbd-bukti-pelayanan-dan-pengawasan-kesehatan-buruk-detail-420364