Namlea, Marinyonews.com - Sampai dengan hari ini Indonesia
termasuk Provinsi Maluku masih mengalami kekurangan tenaga sebanyak 500 tenaga
pengajar/guru. Hal itu disampaikan Gubernur Maluku Irjen.Pol (Purn) Murad
Ismail, selaku Inspektur Upacara pada
perayaan HUT PGRI ke 74 dan HUT HGN tahun
2019 yang berlangsung di Kota Namlea, Kabupaten Buru.
Kekurangan tenaga pengajar ini, membuat jantung Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim sulit berdetak melihat
keadaan guru yang memiliki tugas mulia, namun sampai hari ini masih tersudut.
Menurutnya, tugas mereka adalah mencerdaskan anak bangsa
tetapi namun terkadang habis untuk mengurus masalah administrasi. Selain itu ingin mengajak anak anak didik
belajar diluar kelas terkendala kurikulum yang sangat padat.
Ingin murid berinspirasi dilain sisi tidak diberikan inovasi,
padahal guru sebagai penggerak untuk majukan anak Indonesia.
Untuk itu Ungkap Makarim, kedepan perlu ada perubahan para
pendidik yang adalah sebagai tongkat estafet, yang tidak hanya mengajar didalam
kelas, tapi guru dan siswa belajar dengan cara berdiskusi.
Dalam kesempatan pula Gubernur Maluku berjanji, akan
memperjuangkan nasib guru di maluku, sesuai amanah Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI.
Namun bila dalam perjuangan yang dilakukan, ditemukan ada
yang mengkebiri hak-hak guru, makanya dirinya tidak segan-segan memberikan
sanksi
“ sesuai amanah Menteri soal kekurangan guru, maka saya akan
terus perjuangkan nasib guru di Maluku yang diketahui sampai kini masih ada
guru sudah 18 tahun honor. terkait hal
guru jangan ada yang coba coba kebiri baik pada jenjang SMA/SMK, SMP dan SD kalau ada laporkan saya
akan berikan sangsi,” Tegas Gubernur (Mn.02)