OJK  BERSAMA UNPATTI GELAR DIGITAL FINANCIAL LITERACY (DFL), DORONG TINGKAT LITERADI DAN INKLUSI KEUANGAN DIGITAL

OJK BERSAMA UNPATTI GELAR DIGITAL FINANCIAL LITERACY (DFL), DORONG TINGKAT LITERADI DAN INKLUSI KEUANGAN DIGITAL

AMBON,MARINYONEWS.CO,-Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  bersama Universitas Pattimura gelar “DIGITAL FINANCIAL LITERACY 2021” yang dihadiri Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital OJK Triyono. Sebagai keynote speech mengelar Digital Financial Literacy   diikuti sekitar 1.000 insan akademik baik Dosen maupun Mahasiswa di Kota Ambon. Kegiatan ini berlangsung di Universitas Pattimura dan rektor Unpatti Nus Sapteno sebagai salah satu pembicara. Kepala OJK Provinsi Maluku, Roni Nazra, dalam sambutannya menyampaikan, bahwa pandemi COVID-19 yang berkepanjangan telah berimbas ke berbagai sektor.

img-1632314527.jpg

Industri salah satunya hinggs telah terjadi perubahan perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan layanan Keuangan dari cara konvensional ke digital. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi Financial Technology (Fintech) atau Inovasi Keuangan Digital (IKD) untuk semakin berkembang dalam memberikan solusi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat melalui teknologi. Keunggulan Fintech adalah pemberian layanan yang cepat, mudah diakses dimanapun dan kapanpun sehingga dapat menjangkau berbagai lokasi.

img-1632314560.jpg

Fintech juga dinilai dapat menjadi salah satu solusi dalam rangka mempercepat digitalisasi sektor jasa keuangan guna mengakselerasi program pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi covid-19. Namun dalam proses adopsi layanan fintech tersebut masih terdapat tantangan yang besar khususnya terkait tingkat literasi layanan keuangan digital pada masyarakat Indonesia. Bedasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK tahun 2019 menyebutkan bahwa tingkat inklusi keuangan digital dan tingkat literasi keuangan digital masyarakat Indonesia masih rendah yaitu 31,26% dan 36%. 

Ketidakselarasan antara perkembangan layanan Keuangan digital yang massif dengan rendahnya tingkat literasi masyarakat tentunya berpotensi akan terjadinya dampak buruk diantaranya. Pertama, perencanaan keuangan yang tidak baik, Kedua,  tidak adanya tujuan untuk mengelola keuangan, Ketiga penempatan instrumen investasi yang tidak tepat, dan Keempat, terjebak oleh praktik investasi bodong atau Ponzi scheme.Menanggapi fenomena tersebut OJK telah berperan aktif dalam upaya peningkatan literasi Keuangan digital.

Salah satunya adalah dengan meluncurkan program Digital Financial Literacy (DFL). Program DFL merupakan salah satu inisiatif yang dilakukan oleh OJK. Ini  ditujukan untuk memberikan edukasi terkait layanan keuangan digital yang dikemas secara interaktif, menarik dan mudah dipahami. Dalam bentuk media buku, e-book, video animasi, dan games. Target utama dari program DFL ini adalah Generasi Milenial yang memiliki potensi sebagai pengguna terbesar yalanan keuangan digital.

img-1632314626.jpg

Pada kesempatan tersebut, Kepala OJK juga menyampaikan,  bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di Provinsi Maluku sampai triwulan kedua tahun 2021dinilai dalam kondisi stabil. Didukung permodalan yang kuat serta likuiditas yang memadai. Fungsi intermediasi sektor jasa keuangan juga berjalan baik terlihat dari pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang positif serta dengan rasio kredit/pembiayaan bermasalah (NPL) yang relatif terjaga. Per Juni 2021, total aset perbankan sebesar Rp24,83 triliun, meningkat Rp1,39 triliun atau 5,92% (yoy) dan DPK tumbuh sebesar Rp190,17 miliar atau 1,26% (yoy).

Total DPK posisi Juni 2021 sebesar Rp14,26 triliun dengan komposisi terbesar dari produk tabungan masyarakat sebesar Rp8,48 triliun atau 59,46% dari total DPK Perbankan.Sementara itu, total penyaluran kredit perbankan posisi 30 Juni 2021 sebesar Rp15,21 triliun atau tumbuh Rp1,02 triliun atau sebesar 7,19% (yoy) dengan rasio Non performing loan yang masih terjaga. Pertumbuhan kredit yang ekspansif pada kuartal 2 menyebabkan rasio Loan to Deposit (LDR) Bank meningkat sebesar 5,51% selama setahun terakhir atau menjadi 99,69%.

Hal ini menunjukkan aktivitas perekonomian di Provisni Maluku mulai menggeliat. Pada sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), juga memperlihatkan pertumbuhan yang tercermin dari total aset dana pensiun tumbuh 32,82% dalam setahun terakhir, menjadi sebesar Rp252,33 miliar, investasi tumbuh 13,62% yoy. Atau menjadi Rp172,92 miliar dan pembiayaan modal ventura tumbuh sebesar 10,04% yoy atau menjadi Rp3,46 miliar serta perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar 3,96% yoy atau menjadi Rp811,61 miliar.

Begitu pula dengan sektor pasar modal regional juga menunjukan tren positif. Jumlah investor yang tercermin dari jumlah SID tercatat sebanyak 15.725 atau bertambah sebanyak 2.518 investor pada kuartal 2 2021. Peningkatan terbesar berasal dari pertumbuhan investor reksadana sebesar 1.842 investor atau menjadi sebanyak 10.099 investor dan dikuti dengan pertumbuhan investor saham sebanyak 633 atau menjadi sebanyak 4.872 investor. Pertumbuhan jumlah investasi pada pasar modal juga diiringi kenaikan nilai kepemilikan efek di pasar saham sebesar Rp44 miliar atau tumbuh 84,02% (yoy) menjadi total sebesar Rp81,28 milyar.(MN-02)

Sumber : http://marinyonews.com/ojk-bersama-unpatti-gelar-digital-financial-literacy-dfl-dorong-tingkat-literadi-dan-inklusi-keuangan-digital-detail-438074