Ambon,MarinyoNews.Com,- "Workshop Kuliner Aroma Maluku tak lepas dari julukan “The Spice Islands” karena pernah tersohor akan kekayaan rempah-rempahnya", tutur J Pattiasina selaku panits pelaksana kegiatan jalur rempah. Lanjutnya Maluku sebagai kawasan kepulauan yang kaya akan rempah-rempah sudah dikenal dunia sejak sekitar awal abad ketujuh. Dimana tatkala itu pelaut-pelaut dari Cina kerap mengunjungikepulauan Maluku. Namun pada abad kesembilan para pedagang Arab berhasil menemukan Maluku setelah mengarungi Samudera Hindia. Rempah-rempah Maluku bahkan diperkenalkan melalui karya seni, seperti lukisan karya WP Groeneveldt yang berjudul “Gunung Dupa”.
Dimana Maluku dalam gambar terlihat sebagai wilayah bergunung-gunung yang hijau dan dipenuhi pohon cengkeh. Adalagi aneka rempah-rempah lain dapat ditemui sehari-hari dalam berbagai makanan dan minuman atau kuliner tradisional Maluku. Selain rempah-rempah, Maluku juga dikenal melimpah hasil lautnya, terutama ikan yang merupakan salah satu olahan ikan, yakni Inasua. Yang mana , telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional pada tahun 2015 diikuti Enbal dari Kabupaten Maluku Tenggara dan Gula Merah dan Kabupaten Maluku Tengah.
Dalam perkembangan zaman, kuliner tradisional bersanding dengan kuliner modern, kebertahanan kuliner tradisional Maluku patut dijaga. Pola hidup masa kini yang berpacu dengan waktu seringkali membuat orang tidak sempat memasak dan beralih ke makanan instan. Padahal apabila dicermati, kuliner tradisional lebih sederhana dalam pembuatan dan pengelolaannya serta lebih sehat dan kaya manfaatnya bagi tubuh. Pelestarian kuliner tradisional Maluku tentu saja tidak dapat dipisahkan dari peran serta generasi muda. Kuliner tradisional merupakan warisan budaya dari leluhur. Dalam setiap warisan budaya terkandung nilai-nilai serta pesan-pesan moral yang bermanfaat bagi tatanan hidup.
Selain itu, setiap kuliner tradisional memiliki latar belakang atau sejarahnya masing-masing. Tak ada satupun kuliner tradisional yang tak punya sejarah alias masa lalu. Beberapa kuliner tradisional bahkan dipengaruhi adaptasi kuliner Belanda dan Arab karena berdasarkan sejarah dahulu Belanda, Arab dan Portugis pernah berinteraksi dalam waktu lsma debgan orang-orang Maluku. Sejarah-sejarah tersebutlah yang menjadikan kuliner tradisional punya cerita tersendiri yang patut untuk dikenang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Direktorat PPK Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku merasa perlu menyelenggarakan Workshop Kuliner Aroma Maluku.
Workshop Kuliner Warisan Maluku juga merupakan bagian dari rangkaian kegiatan untuk menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang diluncurkan kembali pada tahun ini dengan mengusung tema “Aroma Maluku” dan revitalisasi Jalur Rempah. Dimana Maluku merupakan lokus penting untuk menggerakkan ekosistem rempah.
Tujuan Workshop Kuliner Warisan Maluku menjadikan generasi muda Maluku sebagai generasi yang mengenal dan mampu mempraktekkan pembuatan kuliner Maluku. Sebagai bentuk pelestarian warisan budaya, selain itu melalui workshop peserta juga diharapkan. Dapat menghasilkan aneka kuliner Maluku yang kreatif dan inovatif sehingga dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat dalam sektor ekonomi. Kedepan diharapkan muncul pengusaha-pengusaha muda Maluku yang mengembangkan dan memanfaatkan warisan budaya Maluku. Serta memanfaatkan rempah untuk dijadikan produk kuliner yang digemari dan mendunia.
Workshop ini juga merupakan persiapan bagi para peserta untuk mengikuti lomba Warisan Maluku yang akan dilaksanakan pada tanggal 8 November 2021. Peserta workshop akan mendapatkan pemaparan materi tentang kuliner warisan Maluku dari berbagai aspek antara lain aspek budaya, industri serta kesehatan. Setelah itu, akan ada demonstrasi mengolah dan memasak enbal, inasua dan gula merah. Adapun ketiga makanan khas tersebut merupakan bahan dasar yang kemudian akan dikreasikan atau diolah menjadi suatu bentuk hidangan yang menarik dan inovatif.
Ketiga bahan tersebut juga dikreasikan dengan sagu sebagai makanan pokok orang Maluku pada umumnya disertai paduan berbagai rempah seperti cengkeh pala, kayu manis. Anggaran Pembiayaan kegiatan Workshop Kuliner Warisan Maluku dibebankan pada DIPA Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tahun ini.Mengakhiri laporan warisan rempah Maluku Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku menyampaikan terima kasih dan penghargaan bagi semua pihak. Karena telah dengan tulus ikhlas membantu kami sampai terlaksananya kegiatan ini. ( MN-02)