Urat Nadi Dwi Prihandini di Maluku
Ambon, Marinyonews.com – Pemerintah Kota Ambon memberikan apresiasi yang tinggi, kepada anak luar maluku, yang diketahui memiliki urat nadi dengan maluku, atas kepedulian dan kasih, yang di tunjukkan kepada masyarakat Kota Ambon maupun Maluku yang saat ini dilanda gempa. Apresiasi ini disampaikan Wakil Walikota Ambon Syarif Hadler kepada kegiatan pasca bencana yang di selenggarakan oleh Clerry Cleffy Institute yang bekerjasama dengan Peduli Inayana dan Rumah Beta.
Menurut Hadler, banyaknya kepedulian yang dicurahkan kepada masyarakat
di Kota Ambon serta Daerah Maluku, membuktikan bahwa daerah ini diberkati oleh
Yang Maha Kuasa bersama dengan lembaga-lembaga di maluku, untuk terus eksis
dalam menjalankan misi kemanusiaan.
Olehnya itu, Pemerintah Kota Ambon bersama masyarakat terus bergumul, untuk melakukan pemulihan melalui psiko sosial.
“ trauma tetap ada
karena kehilangan anggota keluarga serta harta benda, hingga proses pulihan
butuh waktu dan sekali lagi, pemerintah sangat bersyukur sebab banyak bantuan
kemanusiaan yang tercurah di Maluku dan kota Ambon,” Ungkap Hadler
Satu hal yang paling di sesali Wakil Walikota Ambon adalah,
ketika Kota Ambon dan Maluku dilanda gempa, masih saja ada orang yang terus
menari-nari diatas penderitaan orang lain, namun Dirinya percaya, Doa orang
benar kalau dengan sungguh di Doakan sangat besar kuasanya.
Sementara itu Pimpinan Inayana Maluku Ote Patty menyampaikan
rasa sukacita yang mendalam bisa bekerjasama dengan Lembaga Clerry Cleffy
Institute, untuk bantu korban gempa di bumi maluku.
Patty dalam kesempatan tersebut juga menceritakan tentang
pertemuan dengan Dwi Prihandini di Yogya, saat pembentukan organisasi yang diwadahi
pemerintah yaitu Puspa.
Saat itu dirinya bersama Dwi Prihandini selalu bersama karena
memiliki pandangan yang sama yakni peduli dengan kemanusiaan.
Satu hal yang membuat Patty Kagum terhadap Dwi Prihandini yakni kecintaan pada laki - laki Ambon yang membuat dirinya terinspirasi berbuat yang terbaik bagi Maluku tercinta.
Sementara itu sang Inspirator Dwi Prihandini mengungkapkan, saat
gempa melanda Kota Ambon dan sejumlah Kabupaten di Maluku, dirinya merasa tidak
tenang, karena terus memikirkan daerah maluku, meskipun saat itu dirinya baru
saja selesai menjalankan operasi di rumah sakit.
Namun setelah kondisi membaik dan di izinkan oleh dokter, Dirinya langsung datang ke Maluku dengan memboyong psikologi Universitas Indonesia Kristi Poerwandiri, untuk berikan pelatihan kepada berbagai lembaga yang berkecimpun pada bidang kemanusiaan, pelatihan itu lanjut Dwi Prihandini di ikuti oleh 100 peserta.
Tujuannya, untuk berikan penguatan bagi peserta dari berbagai lembaga, agar saat mereka hadir jumpai para
korban gempa, dapat berikan yang terbaik hingga korban gempa terhibur dan bisa keluar
dari masalah yang mereka alami.
Disamping itu Kristi Poerwandari dalam kesempatan yang sama juga mengatakan, kehadirannya di Maluku untuk memberikan pemahaman menyangkut penguatan psicososial dan isu gender pasca bencana, karena diakuinya, dampak dari gempa di maluku selain menimbulkan kerugian harta benda, di sisi lain mencipatakan rasa takut atau trauma yang turut menganggu mental korban.
Dijelaskan Poerwandari, cara penguatan psicososial, tidak semudah yang dibayangkan, justru ada caranya yakni, jangan terlebih dahulu melakukan pendekatan dengan cara relegius, sebab
itu sangat rentan, tetapi, tanyakan dulu apa yang dirasakan dan sama
- sama bercerita tentang pengalaman yang membuat korban bisa keluar dari kemelut yang
dihadapi, setelah itu barulah diberikan psicososial sampai masuk pada doa.
“ Itulah trik - trik
yang mesti dipakai, agar korban rasa nyaman. Setelah itu barulah berikan
berbagai hal yang berkaitan dengan psicososial sampai masuk dengan cara berdoa,” ujar Poerwandari (MN.02)