Ambon, Marinyonews.com – Setelah menjalani proses pembangunan
gedung gereja baru selama 5 tahun lebih, akhirnya Gedung Gereja Negeri Ulath,
Kabupaten Maluku Tengah, yang dulunya bernama Gereja Syaloom diresmikan oleh
Gubernur Maluku Irjen Pol (Purn) Murad Ismail dengan nama Gereja Hoea.
Peresmian gedung gereja termahal di Provinsi Maluku ini, berjalan dengan penuh hikmat dan suka cita oleh seluruh masyarakat Negeri Ulath yang sudah lama menanti dan merindukan diresmikan gedung gereja tersebut.
Gubernur Maluku Murad Ismail dalam sambutanya menyampaikan, rasa
kekagumannya terhadap kemewahan gedung gereja Hoea dan ini menurut orang nomor
satu di Maluku, suatu anugerah besar baginya untuk meresmikan gedung gereja
ini.
“ Seperti yang di firmankan Tuhan dikatakan “ kalau bukan Tuhan yang membangun sia - sialah orang yang membangunnya” Itu artinya, saya berterima kasih kepada keluarga Chandra dan Pical yang telah membangun gedung gereja Hoea selama lima tahun lebih dan saya sebagai anak maluku diberikan kepercayaan dari Tuhan untuk meresmikannya semua bagian dari kehendak yang maha kudus,” ungkap Gubernur
Menurut Gubernur, peresmian gedung gereja Hoea pertanda bahwa
kehidupan umat beragama di maluku sangat kuat dan toleransi umat beragama
begitu kental, sehingga tidak salah bila Provinsi Maluku dijuluki sebagai laboratorium umat beragama. Apalagi lanjut
Murad Ismail, peresmian gedung gereja Hoea bersamaan dengan hari lahirnya sang
bayi Kudus sebagai ketaatan jemaat.
Sementara itu Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury menyatakan,
peresmian gereja merupakan moment bersejarah dan ini sebagai tanda bahwa Allah menyertai jemaat Ulath.
Disebutkan Pentury, peresmian gedung gereja Hoea terdapat
tiga hal penting yaitu penthabisan sebagai kasih Allah yang mesti disyukuri,
kedua solidaritas yaitu persaudaraan yang hakiki hingga keluarga Chandra dengan
penuh sukacita bisa hadirkan rumah Tuhan bagi warca Ulath dan ketiga
membangunan fisik itu penting namun, yang paling penting adalah sumber daya
umat mesti diutamakan.
Olehnya Lanjut Pentury, SDM dan mental spiritual umat harus
menjadi perhatian penting, sebab kini 50 persen generasi muda gereja lebih
memilih berada diluar gereja dan hal itu harus jadi perhatian serius dari
elemen gereja.
“ sebagai bagian warga gereja, Danke banyak buat Gubernur dan
Pemerintah yang selalu ada perhatian bagi umat di Maluku. Sedangkan keluarga
Chandra yang sudah habiskan 31 Miliar lebih untuk pembangunan gereja Tuhan terus
memberkati,” ungkap Pentury
Sementara itu keluarga besar Chandra/Pical dalam kesempatan yang sama menyatakaan, kerinduan membangun rumah Allah sudah terpatri dalam diri mereka, dan semua itu melewati proses yang panjang serta pergumulan keluarga, dan lewat jawaban Tuhan akhirnya gedung gereja Hoea dapat diresmikan oleh Gubernur Maluku.
Disamping Max Siwabessy selaku panitia, merasa bangga atas
diresmikan gedung gereja Hoea oleh Gubernur Maluku, karena ini telah menjadi umat
di Negeri Ulath.
Seperti diketahui, pembangunan gedung gereja Hoea dapat
diselesaikan berkat partisipasi dan dukungan penuh warga sirisori islam serta
warga tetangga lainnya yang tidak disebut satu persatu.
Lain halnya Roby Sapulette yang monitoring pelaksnaan pembangunan
menyebutkan, gedung gereja Hoea Ulath dibangun oleh keluarga Chandra/Pical
sebagai donatur tunggal.
Proses pembongkaran gedung gereja lama dilakukan pada tahun
2014 dan dalam proses pembangunan gedung gereja Ulath yang baru memakan waktu
kurang lebih lima tahun tiga bulan untuk menyelesaikan seluruh pembangunan
gedung gereja.
Pembangunan gedung gereja Ulath ini memiliki tiga pancang
yang menandakan lambang Tri Tunggal
Allah dengan desain Ala Romawi,” Ujar Sapulette (Etsa)