Ambon,MarinyoNews.Com,-Danrem 151 Binaiya Brigjen TNI Arnold A P Ritiauw menyatakan, kebudayaan Maluku harus dilestarikan oleh seluruh anak Maluku dimana pun berada. Saat ada di Maluku, dirinya merasakan budaya Maluku sepertinya hampir terkikis, hingga menjadi tanggungjawab bersama untuk mengembalikannya karena peninggalan para leluhur.
Terlihat sebagai anak Maluku yang potong pusar ditanah datuk-datuk ini, Danrem punya kepedulian yang sangat tinggi terhadap kebudayaan di negeri raja-raja. Menurutnya kebudayaan Maluku harus dibangkitkan lagi, sebab melalui adatlah orang Maluku telah disatukan sejak dahulu kala oleh para daruk-datuk. Disetiap Kabupaten/kota yang dikunjungi selalu mintakan untuk kebudayaan dihidupkan.
Dirinya ungkapkan dipercayakan Kasad untuk ada di Maluku sebagai Danrem 151 Binaiya bukan suatu kebetulan. Hingga sangat disyukuri dapat pulang kampung membangun dibidang militer, selain itu bersama-sama satukan kembali kebudayaan Maluku. Menyangkut kebudayaan, dirinya elah adakan pertemuan dengan para Latupati untuk hanya satu kata budaya Maluku tidak boleh punah.
Hal itu sangat mendapat respon positif dari para Latupati, mereka siap bantu pemerintah terus hidupkan kebudayaan Maluku. Katanya hadir di Maluku secara berturut-turut boleh rayakan kebahagian mulai dari HUT NKRI, HUT Propinsi, HUT GPM, HUT kota Ambon yang sudah sangat-sangat tua ke-445, serta HUT ABRI/TNI di bulan Oktober, ini suatu kebahagiaan bagi saya dan keluarga.
Hingga sudah menjadi kewajiban bersama-sama dengan para pemangku kepentingan kembalikan budaya yang sudah mulai terkikis. Dimana salah satu contoh ada pada bahasa daerah, padahal itu merupakan ciri khas kita anak Maluku, kalau bahasa hilang maka otomatis budaya juga dengan sendirinya akan hilang. Lanjutnya soal bahasa sampai hari ini masih kental ada pada beberapa daerah terutama di kampung-kampung Muslim dan itu mesti dijaga, dipertahankan dan dilestarikan.
Lebih lanjut dikatakan orang tatua kita dulu jadikan meja makan sebagai tempat bakumpul, ada istilah harus ada tanpa garam dimeja makan. Sekarang semuanya itu terasa hilang. "Marilah orang Maluku kita kembalikan yang sudah hilang, jalani hidup dalam kebersamaan, benahi Maluku hidupkan kebudayaan pada 11 Kabupaten/kota di Maluku",harapnya.
Sebab kalau bukan katong sapa lai, ingat agama, adat istiadat, seni, olahraga harus kita gelorakan untuk menyatu dalam diri anak anak Maluku."Marilah katong samua satu hati saling baku keku angkat adat-istiadat Maluku kembali, laeng sayang laeng. Laeng bilang laeng dengar seperti yang sudah dirintiskan oleh orang tatua kita dahulu", pintanya.
Diingatkan kekerabatan orang basudara yang telah dirintis mesti jadi spiritualitas bagi kita untuk pegang teguh kebudayaan. Kalau ada rasa salah marilah duduk sama sama bicarakan secara kekeluargaan untuk dapatkan solusi sebagai suatu kesatuan dalam bingkai hidup orang basudara.
Budayakan terus kebiasaan orang tatua hidup oang basudara sama deng sagu salempeng di patah dua, laeng seng bisa lia laeng pu susah. Ale rasa Beta rasa, potong dikuku rasa didaging. Itulah yang kini anak-anak Maluku mesti perjuangkan tumbuh dan bersemi kembali ditanah Maluku, sesuai dengan janji orang tatua katong samua harus hidup rukun dan damai dengan siapa saja.(MN-02)
Sumber : http://marinyonews.com/ritiauw-budaya-maluku-harus-dilestarikan-oleh-anak-maluku-detail-429919