AMBON,MARINYONEWS.COM,-Mensyukuri berkat Tuhan pada minggu (22/01/22) masyarakat keturunan Tionghoa di Kota Ambon merayakan Tahun Baru Imlek 2574. Acara yang penuh hikmah itu berlangsung di di Auditorium Unpatti dihadiri ratusan warga keturunan. Acara yang bernuansa merah itu mengusung tema "Bersama Kita Menjaga Kedamaian dan Bersatu Mempertahankan Rasa Persaudaraan". Gong Xi Fa Chai dihadiri Sekda Maluku Sadli bersama ibu, Kapolda Maluku Irjen Pol. Lotharia Latief, Danlanud Pattimura Kolonel Pnb. Tiopan Hutapea. Rektor Unpatti Ambon MJ Saptenno, Rektor IAKN Ambon Yance. Z. Rumahuru, Kakanwil Kemenag Maluku H. Yamin, Pj. Walikota Ambon Boedewin Wattimena.
Hadir Ketua TP-PKK Maluku Widya Pratiwi Murad yang merupakan Ina Latu Maluku sertaundangan lainnya tak ketinggalan kuli tinta yang ada di kota Ambon. Dalam kesempatan tersebut, Sekda Provinsi Maluku, Sadali Ie wakili Gubernur Murad Ismail menyampaikan sambutan. Pertama-tama memberikan apresiasi kepada seluruh warga masyarakat keturunan Tionghoa dengan dilaksanajannya tahun baru China dengan sebutan Imlek yang ke 2574 ditahun 2574. Lanjutnya yang paling penting lagi dukungan terhadap tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah provinsi Maluku dalam upaya mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Maluku.
Sekda menyebutkan, hal itu tentunya tidak berlebihan mengingat hampir sebagian besar masyarakat keturunan Tionghoa bergerak dalam sektor ekonomi yang mampu menggerakkan perekonomian di daerah.Oleh karena itu, saya mengajak warga keturunan untuk terus menjaga sistem perekonomian daerah, apalagi di tengah tantangan dan ancaman resesi global sekarang ini. Serta juga menghadapi perhelatan tahun politik menjelang pemilu tahun 2024 yang jelas akan ada berbagai tantangan dan hambatan,” kata Sekda.
“teruslah pererat hubungan silaturahmi antar sesama, apa yang sudah baik sekarang ini harus kita pertahankan bahkan lebih baik lagi ”, harap Sekda. Menurutnya, perayaan tahun baru Imlek telah menjadi tradisi dan menjadi warisan budaya leluhur yang harus terus dijaga, dilestarikan. Karena perayaan Imlek, Gi Xi Fa Chai bukan hanya menjadi milik masyarakat keturunan Tionghoa saja, tapi telah melebur, membaur menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia termasuk di provinsi Maluku.
“Ini menunjukkan dan menjadi bukti pengakuan bahwa tradisi masyarakat Tionghoa telah melebur membaur dan menjadi tradisi masyarakat Indonesia,” ujar Sekda. Ia menilai, esensi dasar dari perayaan Tahun Baru Imlek sesungguhnya merupakan kesadaran warga masyarakat keturunan Tionghoa untuk mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan. Atas rezeki, kesuksesan dan keberhasilan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya, serta sebagai wadah untuk melakukan refleksi, evaluasi dan transformasi diri. Menuju kehidupan yang aman damai, manusianya harus bijaksana, serta memiliki kepekaan sosial dalam meningkatkan kerukunan antar umat beragama
Sebab kebersamaan yang terjalin di antara warga keturunan Tionghoa dengan berbagai elemen anak bangsa, telah menjadi bukti semakin kokohnya kesadaran bersama untuk saling memberi dan menerima perbedaan yang ada. Sebagai wujud membangun kehidupan masyarakat yang multikultural secara aman dan damai, saling menghargai satu dengan yang lain serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” tutup Sekda.
Sementara itu Ketua Yayasan Simpati Edison Patty dalam sambutannya menuturkan, sangat baik cita-cita kegiatan yang bernuansa religius ini dapat terlaksana. Selanjutnya bersyukur atas kehadiran Pemerintah beserta forkopinda dan Ina Latu Maluku Widya Pratiwi Murad diacara yang dapat kami buat Imlek 2574 ditshun 2023. Sebutnya sebelum.acara puncak terlebih dahulu ada berbagai rangkaian kegiatan yang semuanya ada dalam kekeluargaan. Ini semua dapat berlangsung karena niat kita harus terus bersatu untuk hidup dalam kebersamaan hidup berdamai di bumi Raja-raja.
Ditambahkan selama ini Yayasan Simpati Ambon selalu kerjasama dengan pemerintah untuk membantu dalam artian saling mendukung. Sebutnya, saat sebelum covid-19 sudah terlibat dalam berbagai kegiatan dan saat pandemi kita terus bergandengan tangan dengan membantu mereka yang lemah. Sembari menambahkan warga keturunan yang ada di Maluku sekarang ini sudah sangat banyak, ada 338 Donatur yang membantu suksesnya kegiatan ini serta kegiatan lainnya. Pada dasarnya kita hadir untuk saling menguatkan dan mensyukuri berkat dan rahmat dari Tuhan.(MN-02)