Ambon,MarinyoNews.Com,–Konflik antara orang basudara di negeri Kariu-Ory telah membuat kehancuran yang mendalam dirasakan oleh seluruh masyarakat Maluku. Membuat pemerintah dibawah kendali Sekda Sadali Ie atas petunjuk Gubernur Murad Ismail adakan pertemuan dengan para tokoh agama dikantor Gubetnur. Pada pertemuan iti Sadali le menyebutkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD). Untuk ambil langkah mengantisipasi bantuan bagi masyarakat Kariuw. Sekanjutnya orang nomor tiga di pemerintah Propinsi itu mintakan warga jangan terpanjing dengan kondisi yang terjadi.
Serahkanlah semua permasalahannya ditangani oleh aparat yang berwajib. Agar tidak lagi terjadi hal-hal yang seperti sudah tetjadi, katong semua rasakan kesedihan yang dirasakan. “sesuai arahan orang nomor satu di Maluku, secepatnya pemerintah akan mendistribusikan babtuan sembako, tenda dan keebutuhan lain. Hal itu akan dikoordinasikan dengan aparat keamanan, dalam rangka memperlancar pendistribusian ,” jelas Sadali Ie. Ditanya soal penempatan pos pengamanan pada perbatasan wilayah yang bertikai, Sekda yang biasa di sapa pa Lie katakan.
Pihaknya akan koordinasi dengan aparat keamanan terkait hal ini sebab itu kewenangan TNI/POLRI. Yasg pasti untuk bangun pos-pos semi permanen untuk ditempati aparat keamanan itu sudah pasti,” pungkasnya. Sementara itu, Pendeta Elifax T selaku Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku menyatakan. Pasca bentrok dua negeri bertetangga di Kepulauan Haruku ini, pihaknya telah mengirim bantuan tanggap darurat ke Negeri Kariu. Tanggap darurat diberikan, berupa bahan sembako terutama pangan lokal, kebutuhan bayi, Beras 1 -2 ton, tenda 20 buah dan susu bayi.
“Kami belum kantongi data, tapi wujud dari tanggung jawab bersama, kami kirimkan secepatnya,” kata Elifas dalam pertemuan bersama pihak terkait di Lantai 2 Kantor Gubernur Maluku. Sebagai pimpinan tertinggi untuk umat Kristen Protestan, saat ditanya soal responnya terkait bentrok Pendeta yang biada di sapa Elly menegaskan. Sangat sesalkan keterlambatan aparat keamanan yang lambat dalam menangani bentrok yang terjadi. Padahal kata Elifas, langkah koordinasi sebelum aksi pembakaran sudah disampaikan ke pihak terkait, untuk penambahan pasukan.
Namun pasukan baru tiba pada pagi hari, setelah sudah puluhan rumah terbakar. “Ini yang merupakan kesesalan kami, namun kami terus berusaha dan mendukung pemerintah dan kepolisian serta turun lapangan menjamin kestabilan di Negeri Kariuw,” tandas Elifas. Selain itu wakili Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku, Sekretaris Abdul Manan Latuconsina mengatakan. Pihaknya telah mengimbau seluruh masyarakat Maluku, agar menahan diri dan tidak terprovokasi dengan adanya bentrokan di Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah. Manan menegaskan, bentrokan antara warga dua desa bertetangga di wilayah ini bukanlah konflik Suku Agama Ras Antar golongan (SARA) tetapi soal lahan.
Kami ingin menyampaikan konflik yang terjadi di Ory, Pelauw, Kariuw bukanlah konflik SARA atau konflik agama.Teman-teman media kami berharap agar ini bisa disampaikan secara luas sehingga masyarakat Maluku tidak terprovokasi,” pinta Manan. Lanjutnya, MUI Maluku secara institusi sangat menyesalkan dan menyayangkan terjadinya insiden tersebut. Sementara itu ditempat yang terpisah, Pimpinan Korem 151/Binaiya Brigjen TNI Arnold A.P. Ritiauw menyatakan, akar permasalahan berawal dari permasalahan batas tanah antar warga dari kedua kampung yang bertikai. “Jadi jangan disangkut oautkan dengan hal lainnya, bukan atau tidak ada faktor lain (SARA),” tandasnya.
Korem 151/ Binaiya selaku satuan territorial yang mempunyai tanggung jawab di wilayah tersebut dan wilayah Maluku akan ambil langkah. Disebut telah mengerahkan pasukan untuk menjaga stabilitas keamanan di tempat kejadian. Putra daerah yang benar-benar sangat peduli orang basudara itu sangat sedih dengan kejadian yang telah tetjadi. "Marilah katong baku sayang stop yang buat katong samua menderita, ingatlah petua para leluhur "potong dikuku rasa didaging, hidup kurang-kurang tapi harus laeng sayang laeng," himbau Arnold Ritiauw.(MN-02)