Wattimena : Perlu Aksi Nyata Antisipasi krisis Air

Wattimena : Perlu Aksi Nyata Antisipasi krisis Air

Ambon. Marinyo News.com – Banyaknya tantangan yang dihadapi terkait masalah air, maka saat ini kelangkaan air bersih sangat berdampak, karena lebih dari 2 milyar penduduk dunia hidup tanpa air bersih, baik pengungsi, masyarakat adat dan penyandang di sabilitas, sering diabaikan ketika mereka mencoba untuk mendapatkan air bersih.

Untuk itu Peringatan Hari Air Dunia pada 22 Maret 2019 yang dirayakan bertemakan” Semua orang harus mendapatkan akses air bersih “ siapapun, dimanapun, semua harus mendapatkan air. Demikian sambutan  Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Maluku Ismail Usemahu yang disampaikan Kepala Bidang SDA Dinas PU Maluku Sandy Wattimena pada peringatan Hari Air Dunia.

Menurutnya, peringatan hari air dunia yang tiap tahun diperingati, sebagai bentuk usaha untuk menarik perhatian masyarakat akan pentingnya air bersih dan usaha penyedaran untuk pengelolaan sumber air bersih yang berkelanjutan.

Mengingat, tantangan yang dihadapi dalam permasalahan air berupa, persediaan air semakin berkurang karena cadangan air bersih tanah berkelanjutan.

Dijelaskan, cadangan air tanah berkurang karena air hujan tidak masuk kedalam tanah , sebaliknya air hujan yang masuk mengalir ke sungai dan terus ke laut. 

Selain itu, krisis air bersih di Indonesia menjadi ironi karena sebagai negara yang kaya akan sumber air , Indonesia harusnya memiliki sumber air yang melimpah, namun kenyataannya setiap tahun masyarakat Indonesia menghadapi krisis air, pencemaran lingkungan dan berkurangnya resapan air, menjadi penyebab masalah krisis air bersih. Padahal tiap tahun kebutuhan air bersih selalu meningkatkan sesuai laju petumbuhan penduduk.

Untuk menjawab tantangan – tantangan dan masalah tersebut Kata Wattimena, kementrian PUPR melalui Dirjen SDA dan Dinas PUPR Maluku berupaya melakukan peningkatan penyediaan air tanah untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan air tanah. Pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga, kehidupan sehari-hari masyarakat dan kebutuhan sosial – ekonomi produktif seperti irigasi, listrik, terutama di wilayah defisit air, wilayah tertinggal dan wilayah strategis.

Pemecahan masalah terkait air tidak dapat diselesaikan hanya melalui pembangunan infrakstruktur oleh pemerintah, seperti pembangunan bendungan, waduk atapun instalasi pengelolaan air limbah, tetapi perlu adanya partisipasi langsung dari masyarakat, akademisi dan swasta untuk ikut menjaga mata air, melestarikan hutan dan air sungai, serta hemat dalam penggunaan air, sehingga segala permasalahan air yang ada dapat dikendalikan atau paling tidak dapat di minimalisir.

Untuk itu, perlu ada langkah-langkah penting yang harus diambil bersama dengan seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat dengan mengikutsertakan akademisi, perguruan tinggi , pemerintah daerah, pemerintah kabupaten/kota dan komunitas peduli.

Langkah-langkah yang perlu diambil jelas  Wattimena seperti, aksi bersih, sungai/danau, membangun tempat penampungan air, penanaman pohon, pembuatan lubang biopori dan pembersihan sampah.

Melalui aksi nyata ini diharapkan, terbentuk pemahaman dan kesadaran dalam masyarakat, bahwa mereka tidak hanya memiliki hak sebagau pengguna air tetapi juga memiliki tanggungjawab dan kewajiban untuk memberikan kontribusi dalam memelihara alam dan lingkungan yang merupakan sumber air, sehingga permasalahan terkait air dapat dipecahkan bersama melalui solusi yang efektif dan tepat sasaran,” Ujar Wattimena

Sementara itu Ketua Panitia peringatan Hari Air Dunia dalam laporan mengungkapkan, dasar pelaksanaan kegiatan ini berdasarkan DPA APBD tahun 2019, dengan kegiatan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau dan sumber daya air lainnya.

Maksud dan tujuan pelaksanaan hari air dunia, sebagai wujud aksi dalam rangka memperingati HAD ke 27 tahun 2019, dengan tujuan, untuk meningkatkan kesadaran kita dalam pengelolaan dan pemanfaatan air baik dalam potensi untuk meningkatkan kerjasama maupun tantangan yang dihadapi terhadap penyelamatan air, dimana pada kesempatan ini peserta adalah pelajar SMU, SMK terpilih di Kota Ambon, Diantaranya, Siswa – siswi SMA Negeri 1 Ambon, SMKN 1 Ambon, SMA Xaverius, SMA Kristen YKPM Ambon, guru pendamping dan staf SDA Dinas PUPR provinsi Maluku, dengan menghadirkan narasumber dari Subdit Pemanfaatan SDA dinas PUPR, Direktorat Bina PSDA kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Republik Indonesia,” Katanya (M.01)    

Sumber : http://marinyonews.com/wattimena-perlu-aksi-nyata-antisipasi-krisis-air-detail-412696