Ambon,MarinyoNews.Com- Ibu Gubernur Widya Ismail, hadir sebagai special guest di webinar nasional tentang stunting dan covid-19. Diselenggarakan lFakultas Pertanian Unpatti dan BKKBN Provinsi Maluku. Duta Parenting (Perangi Stunting) Provinsi Maluku, Widya Murad Ismail, menyampaikan testimoni tentang pengalamannya memerangi stunting di Maluku, Sabtu (25/7).
Katanya, sebagai Duta Parenting sangat serius dia jalankan, mengingat Maluku adalah provinsi dengan tingkat stunting yang sangat tinggi. "Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi stunting di Maluku mencapai angka 34 persen. Kondisi ini menjadikan Maluku termasuk daerah rawan setelah Nusa Tenggara Timur.
Sejak dikukuhkan oleh Gubernur Maluku, Murad Ismail, sebagai Duta Parenting pada 3 Juli 2019. Langsung berkordinasi dan buat rencana aksi bersama Dinas Kesehatan sebagai leading sector. Lanjutnya, tinggi angka kemiskinan merupakan akar permasalahan kesehatan dan gizi di Maluku.
Ini semua dikarenakan tempat tinggal tidak sehat, masalah perilaku, kesadaran dan inisiatif hidup sehat masih rendah. Akses terhadap pelayanan kesehatan juga rendah, kondisi ini semakin memperburuk derajat kesehatan masyarakat di Maluku.
Widya mengakui, ini semua karena kondisi geografis, terdiri dari kepulauan hingga jadi tantangan tersendiri. Provinsi Maluku terdiri dari 1.340 pulau dengan luas wilayah 712.480 Km2, terdiri dari 92,4 persen lautan, dan hanya 7,6 persen daratan. Luas laut lebih luas, dari luas daratan Pulau Jawa yang hanya 128.297 Km2.
Selain itu APBD Provinsi Maluku kecil, akibat dari formula perhitungan DAU (Dana Alokasi Umum) yang hanya memperhitungkan luas daratan. Bisa dibayangkan, akses dan aksesibilitas ke pulau-pulau di Maluku, baik melalui laut maupun udara, begitu sulit dan mahal.
Situasi ini akibat kemiskinan sangat sulit dihindari, sehingga berdampak pada tingginya kasus stunting dan gizi buruk di Maluku. Selain itu membuat percepatan pembangunan menjadi terhambat karena persoalan disparitas atau kesenjangan.
Namun dia mengajak semua untuk tidak putus asa dan pesimis. Sebagai Duta Parenting, sekaligus sebagai Istri Gubernur dan ibunya anak-anak Maluku, dirinya terus berusaha menyempatkan waktu untuk turun langsung ke desa-desa locus stunting di daerah pulau-pulau dan terpencil.l
Terhitung selama lima bulan di tahun 2019 lalu, Widya sudah turun di tiga Kabupaten, pada desa sasaran locus stunting yaitu.. Desa Kawah di Kabupaten Seram Bagian Barat, desa Wakua di Kepulauan Aru, serta desa Piliana dan Mosso di Maluku Tengah. Ketiga daerah kabupaten ini dipilihnya lebih awal, karena memiliki kasus stunting tertinggi di Maluku.
Tahun ini akan turun ke tiga kabupaten yang menjadi locus stunting, yakni Seram Bagian Timur, Maluku Tenggara, dan Maluku Barat Daya. Namun karena kondisi pandemi Covid-19, dirinya baru sempat turun ke Kabupaten SBT langsung ke desa locus stunting yakni desa Kuffar, Kilmuri dan Kilbon.
Saat melihat langsung kondisi masyarakat, menurut Widya, kasus stunting di Maluku masih bisa dicegah. Sebab daerah Maluku cukup subur dan kekayaan lautnya berlimpah sehingga kebutuhan protein cukup tersedia. Ia menyimpulkan, tingginya angka stunting disebabkan karena pola hidup masyarakat yang kurang sehat.
Untuk akselerasi dan percepatan penurunan angka stunting, dirinya turut melibatkan peran serta para Ketua Tim Penggerak PKK di tingkat Kabupaten/Kota, dengan mengukuhkan 11 Ketua Tim Penggerak PKK sebagai Bunda Parenting di daerahnya masing-masing.
Di pengujung testimoninya, Widya mengajak semua pihak, termasuk Universitas Pattimura untuk bersama-sama perangi stunting demi mewujudkan Indonesia Emas.Webinar dibuka Rektor Unpatti Prof. Dr. M.J. Sapteno, narasumber Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof. Rizak Martua Damanik, Staf Ahli Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Stunting Kantor Wakil Presiden RI Dr. Lucy Widasari, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku dr. Meikyal Pontoh, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Dra. Renta Rego, dan Dosen Fakultas Pertanian.(MN-02)
Sumber : http://marinyonews.com/wi-jadi-special-guest-di-webinar-nasional-tentang-penanganan-stunting-di-maluku-detail-428393