GKPII Gelar Munas Ke X
Ambon, Marinyonews.com – Gereja Kristen Protestan Injil Indonesia (GKPII) Kamis (10/10/2019) di Baileo Oimumene Ambon, menggelar Musyawarah Nasional ke X Gereja Kristen Protestan Injil Indonesia (GKPII) dibawah sorotan Tema "Sungguh Alangkah Baiknya dan Indahnya Apabila Saudara - Saudara Diam Bersama Dengan Rukun" dan Sub Tema " Melalui Munas GKPII Ke- X, Kita Tingkatkan Persekutuan Pelayanan yang Rukun Demi Persatuan dan Kesatuan Bergereja dan Berbangsa.
Asisten I Gubernur Maluku Hendrik Far - Far. dalam sambutan Gubernur Maluku menyampaikan, sebagai Lembaga Keagamaan, gereja terpanggil untuk membina umat dalam membangun kehidupan beriman, namun diakuinya tantangan yang dihadai oleh gereja semakin kompleks pada era milenial saat ini.
Untuk itu Kata Far-Far, sikap yang mengandalkan Tuhan, adalah sikap yang harus dilihat dan dikembangkan oleh gereja, seperti masalah kemiskinan adalah Musuh kita semua, untuk itu agama sangatlah penting dalam membangun karakter bangsa, agar masyarakat tidak hidup dalam budaya kemiskinan baik di bidang ekonomi, pendidikan dan sosial
Olehnya, Gereja diharapkan, dapat terus mendorong sumber daya manusia saat ini untuk menjadi manusia yang berguna bagi kemajuan bangsa dan negara dan Munas ini kiranya bisa mendapatkan sebuah keputusan program kerja serta sebuah misi yang berguna bagi GKPII.
Sementara itu Ketua MPH PGI dalam sambutannya mengungkapkan, perbedaan politik yang terjadi di negara ini telah menjadi sebuah kepentingan dan telah menjadikan perpecahan diantara dewan gereja.
Hal ini tentunya tidaklah mudah bagi kita untuk diam dengan rukun, walau di lubuk hati kita yang terdalam ada kerinduan untuk itu.
“ Masing-masing kita, disadari atau tidak, memiliki kecenderungan untuk mengetengahkan kepentingannya. Ada kecenderungan di tengah-tengah kita kini yang hidup eksklusif dan menganggap dirinya dan kelompoknya yang paling benar,” ungkapnya
Oleh karena itu, pemilihan tema ini, bagi saya, mengindikasikan adanya tekad kita untuk mengembangkan hidup yang rukun, bebas dari pengkotak-kotakan, dan adanya keinginan kita yang kuat untuk mau merendahkan diri dan melihat ada kebenaran dan bahkan kebaikan Tuhan.
Hal ini disampaikan, karena Gereja-Gereja di Indonesia belum menunjukkan diri sebagai bagian dari solusi berbangsa, buktinya Kita masih melihat banyaknya pimpinan gereja dan pendeta yang terseret oleh tarikan kepentingan-kepentingan jangka pendek, terjebak pada perebutan kekuasaan dan tak jarang juga terindikasi tindak korupsi. Akibatnya, kotbah-kotbah kita tak bergaung secara moral.
Semoga lewat persidangan ini kita sedia dan berani mengambil keputusan semata-mata atas jalan dan kebaikan yang Tuhan tawarkan dan bukan karena kalkulasi politik dan perhitungan-perhitungan jangka pendek, apalagi pertarungan kebenaran menurut perspektif sendiri sendiri,” harapnya (MN.01)
Belum Ada Komentar