Tauda : Sekjen Kementan Minta Pemprov Percepat Pengembangan Jagung-Kedelai
Tauda : Sekjen Kementan Minta Pemprov Percepat Pengembangan Jagung-Kedelai
JAKARTA,MARINYONEWS.COM,-Menindaklanjuti pertemuan antara Menteri Pertanian dan Gubernur Maluku bulan kemari di kota Angin Mamiri. Menyangkut pengembangan jagung dan kedelai yang semuanya bertujuan kesejahteraan masyarakat. Maka sesuai siaran pers Kominfo, kini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, melalui Dinas Pertanian yang dikomandai Ilham Tauda terus memantapkan pengembangan tersebut dengan Kementerian Pertanian. Pada Selasa (17/02/05) Kadis Pertanian bersama rombongan temui Sekjen.
Dimana Kadis Pertanian Provinsi Maluku, Dr Ilham Tauda bersama Ketua Tim Gubernur Percepatan Pembangunan (TGPP) Hadi Basalamah temui Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Sekjen Kementan) Dr Ir. Kasdi Subagiono, M.Sc. Pertemuan berlangsung pada Selasa (17/05/22) di ruang utama Sekjen Kementerian Pertanian RI. Pada pertemuan itu didampingi Kepala Bidang Tanaman Pangan, Kepala Bidang Perkebunan dan Sub Bagian Perencanaan Dinas Pertanian Provinsi Maluku.
Menurut Tauda, pembicaraan berkisar pada komoditi kedelai dan jagung untuk siap dikembangkan di Provinsi Maluku. Lanjutnya sebelum mereka bertemu Sekjen terlebih dahulu Gubernur Pa Murad Ismail telah kebih duluan ketemui pa Menteri Syarul Yasin Limpo untuk memantapkan pengembangan komuditas Jagung dan Kedelai di bumi Maluku. Tauda tambahkan lagi, Sekjen Kementan telah memberikan respon positif dan meminta untuk segera menindaklanjutinya.
Dengan pembentukan desk percepatan implementasi pembangunan Jagung dan kedelai di Provinsi Maluku. "Usulan dari Bapak Gubernur melalui Dinas Pertanian Provinsi Maluku adalah pengembangan kedelai seluas 5.000 Hektar dan Jagung 11.500 Hektar. Dengan mengunakan konsep Integrated Farming,"kata Tauda, "Sekjen menyampaikan pemetaan lokasi dilakukan dalam bentuk kawasan di Kabupaten/Kota. Proses pengembangan jagung dan kedelai harus memberikan dampak dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam hal ini petani", harapnya.
Sebab semuanya berorientasi pada penurunan angka kemiskinan di Provinsi Maluku. Oleh karena itu, harus diikuti kepastian pasar sehingga dapat memberikan jaminan harga,"jelasnya. Sebab diharapkan pada pengembangan Kedelai dan Jagung, sistem Integrated Farming harus komoditas pertanian lainnya yang dipakai. Sembari jelaskan seperti peternakan, hortikultura, dan perkebuna. Melalui Koorporasi Petani dalam rangka meningkatkan pendapatan petani. Sehingga berdampak pada peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) yang saat ini telah mencapai 106. "Sektor pertanian memberikan peran penting dan strategis dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Maluku.
Yang pada tahun 2021 telah mencapai 5,3 persen kondisi ini menunjukan sektor pertanian sebagai lokomotif penggerak utama ekonomi di Maluku dan penurunan angka kemiskinan", terangnya. Sehingga besar harapan bapak Menteri dan Sekjen untuk fokus dalam pengembangannya, "papar Tauda. Untuk itu, lanjut dia, memformalkan upaya pengembangan Jagung dan Kedelai serta memberikan jaminan pasar. Maka perlu dibuat perjanjian Kerjasama dengan para integrator baik dari BUMN maupun Swasta (Japfa, Pokphan, dll).
"Khusus berkaitan dengan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Maluku. Diminta untuk dimaksimalkan penyerapannya, sehingga dapat bermanfaat bagi penguatan modal usaha petani dengan membentuk KUR klaster pertanian melalui kerjasama dengan pihak perbankan,"terangnya. Selanjutnya, Menteri Pertanian RI juga telah memberikan arahan terkait pengembangan Jagung dan Kedelai. Agar segera diimplementasikan sebagaimana hasil pertemuan sebelumnya dengan Gubernur bersama Ketua TGPP dan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku", tutur Tauda akhiri keterangannyaannya ke media.(MN)
Belum Ada Komentar