DARI HUT SMTPI KE-65, WARGA PULUGANGSA MULIAKAN TUHAN KARENA KEMURANANYA SANGAT BESAR
AMBON,MARINYONEWWS.COM,-Pulugangsa salah satu kampung kecil yang ada dipusat kota tepatnya 0 kilometer kota Amobon. Warga Pulugangsa sebagian besar beragama Kristiani yang bernaung dalam lingkup jemaat Bethania Gereja Protestan Maluku. Pada Jumat (30/12/22) merayakan puncak ulang tahun Sekolah Minggu Tunas Pekabaran Injil (SMTPI) yang ke-65. Dengan mengusung tema "KemurahanMu membuat aku besar". Acara puncak berlangsung dihalaman UD Ronawiska terlihat sangat penuh kegembiraan. Pada acara puncak itu mewakili pimpinan jemaat Pendeta Fanny Lailossa, Penetua Renold Papilaya yang juga pada era 80-an sebagai pengasuh menyatakan.
Ketua Majelis Jemaat mohon maaf tidak bisa hadir karena ada dalam gumulan akhir tahun. Lanjutnya kegiatan Hut ini sudah ditetapkan setiap lima tahun dilakxanskan. Dimana SMTPI yang semula bernama Pulugangsa kini telah beruba nama jadi SMTPI Mahanaim. Diusia ke-65 sejak bulan Agustu sudah luar biasa anak-anak mulai ikut berbagai lomba. Sebutnya, “sebelum jadi pengasuh awalnya jadi anak SMTPI juga, selanjutkan jadi pengasuh hingga kini beralih ke majelis. Namun diakui sejak terbentuk SMTPI Pulugangsa diera orang tatua yang sebagian besar telah dipanggil Semesta, hingga kini ditahun 2022 anak-anak Pulugangsa sangat memiliki kreativitas yang ikut mengangkat nama Bethania .
Papilaya katakan, andai saja kisah SMTPI dituliskan menjadi sebuah sejarah yang sangat gemilang.Sebagai pengasuh beta bangga dong seng mengenal lelah buat berbakti diladang Tuhan. Seperti bait lagi "Jangan lelah bekerjs diladangNya ya Roh Kudus bri kekuatan", harus dikatakan anak-anak kita adalah milik pusaka Tuhan. Kita memiliki anak-anak biologis disamping itu sebagai pengasuh memiliki anak-anak teologis. Anak-anak bertumbuh dari keluarga yang mana keluarga itu dari Tuhan. Hingga saat ibadah, lonceng berbunyi, pengasuh memanggil anak-anak dan orang tua ikut memacu anak-anak untuk pergi ke sekolah minggu.
"Kerjasama yang membawa kebahagiaan hingga harus dikatakan anak-anak kita adalah milik pusaka Allah, karena bertumbuh dari keluarga yang benar-benar andalkan Tuhan. Lebih lagi firman katakan mereka akan menjadi anak-anak panah yang siap ditancapkan mencapai apa yang mereka dambakan. Itu penting agar kami tidak dipermalukan sebagai anak-anak terang didalam dunia. Anak-anak semua merupakan generasi harapan bangsa dan gereja yang terus memuliakan Tuhan. Hingga dimalam puncak perayaan Hut SMTPI ke-65 tahun ini marilah semua memuji kebesaran Tuhan Sang Pencipta.
Sementara itu Ketua Panitia Sandra Sitania dalam laporannya menuturkan, bersyukur verkat kasih dan tuntunanNya katong samua baku dapa baik yang di Pulugangsa, Kota Ambon, Jakarta, Belanda dan lainnya. Bertemu di dalam suasana penuh bahagia sambut, Hut Natal dan Pulugangsa pangel pulang. Dalam keadaan sehat penuh kegembiraan. Katong berbagi cerita bersama sebagai anak-anak terang, yang tetap tekun dan setia menjalankan perintah Allah untuk perdamaian yang sejati.
Lanjutnya Hut SMTPI tepat pada (17/12/22) dani dibuat lima tahun sekali dirangkaikan dengan Pulugangsa panggilan pulang, berbarengan dengan rayakan Natal Kristus sang juru slamat dunia. Hingga dibuat pada Jumat (30/12/22) namun sebelum momen puncak terlebih dulu buat Pencanangan pada (10/09/22) diikuti berbagai kegiatan lomba untuk anak-anak SMTPI. Dimulai 28 Agustus sampai 5 September. Buat syukuran Hut ke-65 pada (17/10/22) setelah itu ibadah etnik sehari berkorban pada (31/10/22). Adalagi pengobatan masal bagi lansia dan orang sakit di wilayah Pulugangsa, kemudian jalan santai dan lomba Tik Tok.
Semuanya berlangsung pada (26/11/22) untuk itu pada kesempatan ini izinkanlah beta ucapkan terima kasih kepada semua saudara. Yang telah membantu terlaksananya, kegiatan kebanggaan kita bersama, Tuhan sebagai kepala Gereja berikan kekuatan sampaI baku dapa di Hut ke-70 SMTPI dimana langsung bendera kebesaran diserahkan kepada Maxser Manduapessy sebagai panitia terpilih tahun 2023. Setelah itu seksi acara usi Andre Gomies/Kiriwenna mengambil alih jalannya acara puncak dalam suasana penuh semarak.
Karena mulai dari anak-anak hingga orang tata terlibat penuh eforia, acara berlangsung semua angkatan mungkapan kasih Allah lqgu-lagu pujian yang dilantumkan. semua menikmati acara yang dibuat dari katong untuk katong dengan sangat bahagian, karena kemurahan TUHAN buat katong samua besar. Akhir dari acara dibuat flas mobil dijalan Pattimura untuk mengagungkan kasih Tuhan buat warga Pulugangsa.
Sementara itu salah satu pengasuh kini dituakan, semua warga Pulugangsa memanggilnya Usi Ba dengan marga yang disandangnya Pattiselano. Terlihat penuh kegembiraan mengikuti jalannya Hut ke-65, dimana biaya ada pada angkatannya 60-an. Bersama seangjatannya diberikan kesempatan memuliakan Tuhan "Hormat Bagi Allah Bapa, hormat bagi AnakNya". Usi Ba sampai kini tidak pernah berhenti berkarya bagi Tuhan, hingga hal itupun diturunkan bagi anak-anak teologisnya yang kini menjadi pengasuh sebanyak 25 orang.
Usi Ba kini satu-satunya pengasuh tertua yang selalu ada di Pulugangsa serta menjadi pola anutan bagi semua anak-anak SMTPI serta warga Pulugangsa yang berada di titik nol kilometer kota Ambon. Dirinya berharap.anak-anak SMTPI Maganaim terus berkarya. Sebutnya dulu SMTPI ini disrbut pulugangsa-Soa Ema, sejalan dengan perkembangan zaman berubah nama menjadi SMTPI Mahanaim. Sebagai orang tua dimintakan, belajar dengan tekun baik di Sekolah maupun Tunas dan sekolah minggu. Selalu andalkan Tuhan Yesus, selain itu laeng deng laeng harus baku sayang dalam bingkai persaudaraan hidup orang basudar di Pulugngsa, sampai baku dapa di Hut ke-70 tahun 2023. (MN-02)i
Belum Ada Komentar