Dinas Ketahanan Pangan Maluku Tampilkan 3 Hal Penting Dalam Pameran
Ambon, Marinyo News.Com – Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Maluku yang dipimpin Ir. Habiba Saimima, M.Si dalam Pameran yang dilaksanakan pada 18-20 Agustus 2019 kemarin di Pattimura Park menampilkan 3 hal penting yakni, Kampanye Diverisifikasi Pangan, Toko Tani Indonesia Centre Maluku dan Promosi Pangan Segar Asal Tumbuhan.
Diversifikasi pangan menurut Saimima, menjadi salah satu tema penting dalam pembangunan ketahanan pangan di Indonesia, karena upaya peningkatan diversifikasi pangan ditujukan, untuk meningkatkan ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman dalam mendukung terwujudnya sumber daya manusia yang sehat, aktif dan produktif.
Hal ini dilakukan mengingat Maluku sangat kaya akan ragam bahan pangan lokal, ini harus disajikan menarik sehingga memiliki daya tarik untuk meningkatkan nilai tambah
Dijelaskan Saimima, Diversifikasi pangan tidak hanya sekadar kampanye. Akan tetapi, gerakan ini harus diwujudkan untuk meningkatkan konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan seimbang dengan menciptakan ketertarikan masyarakat untuk mengonsumsinya.
Untuk menimbulkan ketertarikan, strategi pertama yang perlu dilakukan adalah kita perbaiki olahannya, dan bagaimana mengolah bahan baku pangan lokal yang kita miliki, agar mempunyai daya saing baik dari segi tampilannya yang menarik, rasa yang digemari dan harga yang bersaing.
Salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras.
Selain itu Toko Tani Indonesia Center Maluku Kata Saimima adalah, salah satu usaha pemerintah memotong rantai pasok pangan. Dengan rantai pasokan yang makin pendek, diharapkan dapat menekan harga barang, sehingga dengan sistem ini harga pangan menjadi murah dan produsen dapat tetap memperoleh keuntungan yang wajar.
Selain itu lanjut Saimima, Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) adalah pangan asal tumbuhan yang dihasilkan dari proses pasca panen untuk konsumsi, maupun sebagai bahan baku.
Pangan Segar Asal Tumbuhan merupakan pangan yang beresiko tinggi terhadap cemaran kimia (residu pestisida, mikotoksin, logam berat) yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
Untuk itu perlu dilakukan pengawasan keamanan pangan terhadap pemasukan pangan segar asal tumbuhan mulai dari tempat produksi di negara asal, maupun pada saat masuk ke wilayah Indonesia.
Hal ini untuk menjamin bahwa pangan segar yang masuk tidak tercemar oleh cemaran kimia sehingga aman dan layak untuk dikonsumsi.
Berbagai upaya telah dilakukan antara lain telah dilakukan sosialisasi kepada pelaku usaha, melakukan sertifikasi terhadap komoditi sayuran dan pengujian baik melalui uji cepat rapitestkit maupun pengujian lab dan pengawasan di kebun petani, pasar tradisional dan modern. (SWF)
Belum Ada Komentar