HASANUSI : CUCI NEGERI SOYA TRADISI ADAT PATUT DIPERTAHANKAN/ DILESTARIKAN
AMBON,MARINYONEWS.COM,-Propinsi Maluku sangat miliki banyak destinasi/kebudayaan yang tersebar di 11 Kabupaten Kota. Dan itu sangat mendapat perhatian Dinas Pariwisata Propinsi Maluku dibawah kepemimpinan Affandi Hasanusi. Salah satunya yang ada dijantong kota Ambon tepatnya Negeri Soya. "Cuci Negeri Soya", dimana adat cuci negeri ini sudah berlangsung sejak dulu kala dizaman para leluhur. Dan kini tetap dipertahankan oleh generasi penerus yang ada sampai sekarang. Sehingga setiap tahun acara unik itu oleh warga Negeri Soya terus dijalankan yaitu Tradisi "Cuci Negeri". Kegiatan ini merupakan satu tradisi yang sudah mendarahkan daging berlangsung turun-menurun.
Tradisi itu dipertahankan karena miliki makna yang artinya membersihkan diri dari segala yang bersifat negatif dan itu dijalankan secara gotong royong dalam membersihkan negeri. Terkait dengan "Cuci Negeri" Sekretaris Desa Negeri Soya Melky Soplanit, pada Jumat (09/12/22) menuturkan. Tradisi cuci negeri Soya merupakan rangkaian acara adat mengawali pembersihan negeri selanjutnya naik ke Gunung Sirimau. Buat upacara adat cuci negeri, cuci air (Wai Werhalouw dan Unuwei).
"Setelah itu Masuk kain gandong yang merupakan tradisi dan berlangsung turun-temurun dengan melibatkan masyarakat negeri Soya kecamatan Sirimau Kota Ambon. Lanjutannya "Pelaksanaan dari cuci negeri untuk memelihara budaya adat, serta tampilkan nilai-nilai positif pada setiap generasi. Sembari menyebutkan acara adat cuci negeri dilaksanakan tiap tahun pada minggu ke 2 bulan Desember", jelas Splanit. Menyambut budaya "Cuci Negeri Soya", yang merupakan destinasi/kebudayaan Maluku, Kadispar Provinsi Maluku Affandy Hasanusi, S.STP, M.Si sangat berikan apresiasi.
Dirinya menyatakan, Tradisi cuci negeri Soya sebagai salah satu peninggalan budaya dari para leluhur yang harus dipertahankan dan dilestarikan. Sebab warisan sejarah yang setiap tahunnya dilaksanakan oleh masyarakat negeri Soya memiliki keunikan dan sebagai peninggalan sejarah di tanah Raja-raja. “Cuci Negeri" Soya adalah budaya kearifan lokal yang perlu dilestarikan dan digalakan yang mana hal itu sangat mendapat respon positif dari Gubenur Maluku Murad Ismail.” ungkap Afandy Hasanusi, S.STP, M.Si.
Sebut lagi kini negeri Soya juga sudah ditetapkan sebagai salah satu dari 10 desa wisata berbasis musik di Kota Ambon, karena lokasinya cukup dekat di pusat kota Ambon. Dimana dari sana banyak musik tradisional yang kini oleh Gubernur Maluku Murad Ismail harus terus dikembangkan. Sebab kota Ambon ibu kota Propinsi merupakan kota musik dunia. "Pa Gubernur sangat peduli terhadap berbagai kebudayaan Maluku dimana harus terus dikembangkan. Selain itu pa Gub yang miliki kegemaran bermusik memberikan perhatian besar untuk berkembangnya adat yang disusupi musik tradisional”, ujarnya.
Mengakhiri bicangnya dengan media ini Kadispar berujar, menyangkut destinasi/kebudayaan di Maluku semua itu sangat menjadi perhatian orang nomor satu di Maluku. Beliau terus berusaha agar destinasi/kebudayaan Maluku menjadi perhatian dunia nasional dan internasional. Sebab aya yang dimiliki Maluku merupakan kekayaan alam yang penuh pesona turut bersaing dengan propinsi lain di Indonesia
(MN-02)
Belum Ada Komentar