ISTANA MINI KEPRESIDENAN BANDA SIAP DIJADIKAN CAGAR BUDAYA
AMBON,MARINYONEWS.COM,- Pariwisata Maluku kini sangat mendapat perhatian dari Pemerintah pusat, dimana pusat siap bantu. Pemerintah daerah bangun istana presiden yang ada di Banda Maluku Tengah sebagai salah satu cagar budaya di timur Indonesia. Dimana kini proses itu dalam pembahasan pada rapat koordinasi bersama secara luring maupun daring.
Untuk membicarakan cagar budaya tersebut, bertempat di Ruang Rapat lantai dua Kantor Gubernur Maluku, rapat koordinasi itu dipimpin Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Sartin HIA. Didampingi Asisten II Sekda Maluku Bidang Perekonomian dan Pembangunan M Pontoh, Wakil Bupati Maluku Tengah Leleury. Hadir pada rapat tersebut perwakilan dari Bappenas dan beberapa Kementerian.
Diantaranya Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Dari pihak Pemda Maluku, hadir Karo Adminitrasi, Dinas PUPR, Dinas Perhubungan, Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku, Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku & Maluku Utara. Turut terlibat beberapa akademisi dari Unpatti bergabung via zoom bersama Kantor Staf Kepresidenan. Rapat diawali dengan sambutan dari Asisten II Sekda Maluku, Bidang Perekonomian dan Pembangunan, dr. Meikyal Pontoh.
Selanjutnya Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku berkenan beri pemaparan Istana Mini Banda sebagai Istana Kepresidenan di Kawasan Timur Indonesia. Istana Mini Banda sebenarnya prototype bagi beberapa Istana Kepresidenan yang ada di wilayah barat Indonesia. Sekalipun nantinya akan ada restorasi, tetapi sangat diharapkan agar Istana Mini Banda tetap dipertahankan keasliannya. Sisi historis Kepulauan Banda dianggap penting dan menarik untuk diangkat sebagai salah satu modal utama pengajuan Istana Mini Banda sebagai Istana Kepresidenan.
Sementara itu Bappenas diwakili Muhammad Abdurrachman Rafi menyampaikan tanggapan singkat terkait hal ini. Menurutnya, Pemda Provinsi Maluku harus memiliki visi yang jelas terkait Banda, serta satu suara antara Pemda Provinsi dan Kabupaten Maluku Tengah. Lebih lanjut disampaikan, kedepannya harus ada zonasi yang jelas terkait wisata apa yang ingin ditonjolkan. Apakah wisata budaya, wisata alam, kuliner, atau wisata minat khusus sebab Tahun 2023 proyek ini akan menjadi proyek lintas Kementerian.
Bappenas juga menghimbau agar Pemda mempersiapkan data-data seakurat mungkin terkait DAK 2023. Menanggapi pernyataan M Rafi, Asdep Kemenkomarves Sartin HIA mengingatkan agar Pemda bergerak cepat dan serius mengembangkan Tourism Masterplan untuk kawasan Kepulauan Banda. Kemenkomarves akan mengawal secara penuh terkait hal tersebut. Sedangkan Kementerian Perhubungan, khususnya Perhubungan Udara, diwakili Edison Saragih, menyatakan.
Kesiapan untuk mendukung penuh terkait infrastruktur perhubungan udara, saat ini sudah ada dua (2) kali penerbangan pesawat perintis dalam satu minggu. Rencana pengembangan dan perluasan runway Bandara sudah bergulir sejak tahun lalu, dan masih membutuhkan kajian lanjutan yang lebih komprehensif. Kepala Dinas PUPR Provinsi Maluku memaparkan rencana restorasi Istana Mini Banda. Dalam Detail Engineering Design (DED) disampaikan pendataan kawasan cagar budaya dengan Istana Mini sebagai pusatnya. Rencana penanganan restorasi Istana Mini, serta rencana penanganan kembali Rumah Pengasingan Bung Hatta.
Beliau juga menyampaikan DED Tahap II nantinya akan terkait dengan rencana revitalisasi kawasan sekitar, termasuk di dalamnya kawasan Bandara, Pasar, Pelabuhan dan lainnya. Ada lagi penjelasan dati Wakil Bupati Maluku Tengah yang didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga. Mereka juga menyampaikan DED Tahap II nantinya akan terkait dengan rencana revitalisasi kawasan sekitar. Termasuk kawasan Bandara, Pasar, Pelabuhan, agar sekiranya setiap rencana yang disusun dapat mempertimbangkan aspek masyarakat dan alam yang ada di Banda.
Perwakilan Kemenparekraf yang hadir, Sherly P. Kurnia, menyatakan pihak Kemenparekraf berfokus pada menjadikan destinasi wisata di Kepulauan Banda siap untuk menerima para wisatawan. Salah satu bentuk dukungan dari Kemenparekraf adalah akan diadakannya Bimtek Pengelolaan Hotel dan Homestay. Pemda harus dapat memanfaatkan momentum agar Banda mendapat perhatian Pemerintah Pusat. Selain itu, sinergitas antara Pemda Provinsi dan Kabupaten harus benar-benar ditingkatkan. Pihak Kemendikbudristek melalui Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Maluku dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Maluku & Maluku Utara juga turut menyampaikan pendapat dalam forum tersebut.
Kepala BPNB Rusli Manasik maupun Pak Husni dari BPCB sama-sama menekankan pentingya pelestarian cagar budaya yang ada di Banda. Pengelolaan dan pemanfaatan nilai budaya yang ada di kawasan ini sejatinya menjadi pekerjaan rumah bersama. Restorasi Istana Mini akan menjadi sia-sia jika sesudahnya tidak ada konsep jelas akan seperti apa pengelolaan Istana Mini Banda. Rakor ditutup dengan beberapa catatan penting dari pimpinan rapat, Asisten Deputi Kemenkomarves menekankan sekali lagi agar ada kesatuan cerita terkait Narasi Tunggal Istana Mini Banda. Serta usulan untuk membuat Seminar Narasi Tunggal Istana Mini Banda, penyusunan timeline yang jelas dan tepat terkait rencana pengembangan infrastruktur dan DED.(MN-02)
Belum Ada Komentar