Widya Ismail : Seni Religius Sebagai Alat Perekat Umat
Ambon, Marinyonews.com - Upaya pembinaan dan pengembangan
seni qasidah memang bukan suatu hal yang mudah, karena kesenian yang bernuansa
religius sebagai alat perekat umat. Apalagi ketika masyarakat khususnya
generasi muda telah bersentuhan dengan era globalisasi dan modernisasi.
"Selaku Ketua Umum DPW Lasqi yang baru, saya akan
berupaya agar Lasqi kedepan lebih maju lagi bukan saja pada aspek prestasi, akan
tetapi yang tidak kalah penting adalah untuk membangun karakter generasi bangsa
yang memiliki jiwa kreatifitas dan inovatif didalam menghasilkan karya seni dan
budaya yang lebih baik." ungkap Ketua Umum DPW Lasqi Provinsi Maluku Widya
Murad Ismail, saat pembukaan Festival Seni Qasidah tingkat Provinsi Maluku tahun
2019, yang berlangsung di Gedung Islamic Center Ambon, Rabu (13/11).
Istri orang nomor satu di provinsi Maluku ini bersyukur
kegiatan Lasqi berlangsung dengan baik, walaupun kondisi Maluku saat ini belum
stabil karena diguncang gempa, namun kebersamaan antar umat beragama tetap
terjalin dengan harmonis.
"Melalui seni qasidah kita dapat berhijrah meninggalkan
keruntuhan moral dan akhlak, singkirkan gelora kebencian dan gelorakanlah
hubungan kasih untuk membangun Maluku melalui seni bernuansa keagamaan seperti
Lasqi."tuturnya.
Untuk itu, Istri Gubernur Maluku mengajak, masyarakat Maluku jadikan
pelaksanaan festival seni qasidah tingkat Provinsi Maluku ini sebagai era
kebangkitan masyarakat Maluku didalam pengembangan seni dan budaya didaerah ini,
terutama menyongsong event akbar festival seni qasidah tingkat Nasional yang
akan dilaksanakan pada 25 hingga 30 November nantinya.
Ajakan ini disampaikan Widya Ismail mengingat Kota Ambon
Ibukota Provinsi Maluku akan menjadi tuan rumah pelaksana.
"Doa dan harapan saya, semoga pelaksanaan festival ini
dapat berjalan aman, lancar dan sukses. Kepada dewan juri kami harapkan juga
agar dapat melaksanakan tugas dan kepercayaan ini secara jujur, amanah dan
bertanggungjawab."harapnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, dalam
kesempatan yang sama mengatakan, bicara soal seni, provinsi maluku memiliki
keberagaman kekayaan yang diturunkan oleh para leluhur.
Untuk itu, festival lomba seni qasidah tingkat Provinsi
Maluku, sebagai ajang pembinaan untuk generasi muda meningkatkan pemahaman
tentang Islam dibidang kesenian.
Apalagi kini Kota Ambon lanjut Orno, telah ditetapkan sebagai kota musik dunia, hingga seni religius juga harus mengambil bagian penting, karena sebagai orang yang percaya kita pahami Allah ini sangat senang dengan puji-pujian dan Allah bertahta diatas puji-pujian.
Senada dengan itu, Kakanwil Agama Provinsi Maluku Fesal
Musaad memberikan apresiasi penuh kepada Gubernur Maluku Murad Ismail, Ketua
Umum DPW Lasqi Provinsi Maluku Widya Murad Ismail serta panitia penyelenggara
telah menjaga dan merawat seni Qasidah dibumi Maluku dan telah berbuat baik
untuk generasi muda Islam baik di pondok pesantren dan kelompok masjid semakin
hidup dan semua itu merupakan pendidikan yang berkarakter hingga harus jadi
kekuatan moral dan jati diri orang Maluku.
Olehnya lomba kali ini kata Musaad, memiliki makna sangat
historis karena berlangsung dalam keadaan Maluku yang diguncang gempa. Karena
ini khasanah islam yang mesti dikembangkan, hingga generasi muda terus berjuang
dan juga butuh hiburan religius yang bisa menyatukan mereka dalam berbagai
perbedaan.
"Jadi seni yang bernuansa Islam harus terus dijaga dan
dirawat serta dipelihara dan dihidupkan."akuinya.
Selain itu, Ketua Panitia Pelaksana Aji Muhammad, dalam
laporannya, mengatakan, dalam festival lomba seni qasidah ini di ikuti oleh 218
peserta dengan delapan jenis mata lomba yang akan dipertandingkan. Dimana
peserta berasal dari Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Seram
Bagian Barat (SBB), Seram Bagian Timur (SBT), Buru, Maluku Tenggara (Malra),
dan Kota Tual. (MN.02)
Belum Ada Komentar