Gubernur : Kendala Kelola Potensi Laut Soal Peralatan dan Gergrafi
Ambon,MarinyoNews.Com,–Hadirnya Menteri Kelautan dan Perikanan Eddy Prabowo, beriksn angin segar bagi Propinsi Maluku. Didepan Menteri dan rombongan, Gubernur Maluku Murad Ismail mengatakan. Maluku memiliki kekayaan alam sangat melimpah, namun masyarakat Maluku belum banyak menikmati manfaatnya.
Itu dikarenakan terdapat sejumlah kesulitan yang dihadapi masyarakat, terutama para nelayan di Maluku dalam mengolala potensi kekayaan laut yang dimiliki. Tantangan terbesar yang dihadapi karena diperhadapkan dengan tingkat kesulitan geografis, aksesibitas dan konektivitas antar daerah yang terbatas.
Selain itu peralatan dan teknologi yang belum memadai disamping hak dan kewenangan daerah yang juga dibatasi. Hal itu disampaikan Gubernur Maluku saat memberikan sambutan pada acara tatap muka dan penyerahan bantuan kepada nelayan di PPN Tantui, Senin (31/8).
Lebih lanjut dijelaskan, untuk dapat memahami dan mengenal Maluku lebih mendalam. Terlebih dulu harus memahami karakter sebagian besar masyarakat-nya yang sehari-hari bersahabat dengan laut. Mereka berani menentang badai dan gelombang, demi mendapatkan tangkapan ikan.
Itulah kehidupan hari-hari masyarakat kami, hidup ditengah-tengah karakter wilayah Maluku yang Kepulauan sebagai anugerah Tuhan. Karena sebagian besar lokasi Maluku ada di laut, di pantai dan pesisir beserta kekayaan alam-nya. Penjelasan Gubernur sangat berapi-api di hadapan Menteri Edhy Prabowo.
Menurut Gubernur, sejak terbentuknya badan kerjasama Provinsi Kepulauan (mula-mula 7 Provinsi Kepulauan, dan sekarang 8 Provinsi Kepulauan). Melalui deklarasi Ambon, (10/8/2015) Telah berjuang selama kurang lebih 15 tahun untuk mendapatkan pengakuan secara hukum. Tetapi Undang-Undang Daerah Kepulauan, sampai dengan hari belum juga terealisasi.
"Kami berharap dukungan penuh Bapak Menteri dan jajaran, agar impian Maluku untuk sejajar dengan daerah lain dalam hal pemerataan pembangunan bisa dirasakan," pintanya. Sebagai bahan informasi bagi Bapak Menteri, Gubernur sampai 2019, jumlah nelayan di Maluku tercatat 163.461 orang dengan armada penangkapan ikan yang tersedia adalah sebanyak 54.872 unit, yang didominasi oleh kapal-kapal ikan skala kecil.
Kondisi ini, menyebabkan produksi perikanan hanya sebesar 437.989 ton, atau 23,4 % dari jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah masih kurangnya armada penangkapan ikan. Kini dalam masa pandemi Covid-19, banyak sekali nelayan di Provinsi Maluku terdampak. Dikarenakan menurunnya daya beli konsumen sebagai akibat pembatasan sosial.
Di sisi lain para nelayan umumnya tidak memiliki sarana untuk menyimpan dan mengawetkan ikan hasil tangkapan yang tidak terjual. Namun jiwa pelaut yang pantang menyerah, mereka siap kembangkan layar, menentang badai dan gelombang, dan menjadikan laut sebagai sahabat sekaligus tempat mencari nafkah.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, juga menyerahkan berbagai paket bantuan yang diperuntukan bagi masyarakat nelayan.Penyerahan bantuan dengan rincian Dari DJPT berupa sertifikat radio kapal nelayan, sticker kanal frekuensi dan buku panduan sejumlah 2 sertifikat kepada nahkoda Kapal nelayan KM.
Kurnia Ilahi 05 dan KM. Air Manis 04. 1.000 paket bantuan sembako senilai Rp. 150 juta kepada nelayan, kartu kepesertaan nahkoda dan ABK oleh BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 704 orang dan santuan klaim jaminan kematian BPJS Ketenagakerjaan di tahun 2020 sebanyak 1 orang senilai Rp.42 juta.
Penyerahan bantuan dari Ditjen PSDKP berupa alat komunikasi dan pemasangan rompi untuk 3 kelompol masyarakat pengawas (Pokmaswas). Penyerahan bantuan modal kerja BLU LPMUKP sebesar Rp.1,572 milyar. Selain bantuan, Menteri Edhy Prabowo juga berkesempatan berdialog dengan para nelayan.(MN-02)
Belum Ada Komentar